Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Akademisi UPR Nilai Food Estate Bantu Tingkatkan Ketahanan Pangan

Kompas.com - 26/08/2021, 17:27 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Akademisi Universitas Palangka Raya (UPR) Darmae Nasir menilai, program food estate yang dikerjakan Kementerian Pertanian (Kementan) sudah berjalan dengan baik dan membantu meningkatkan ketahanan pangan.

Oleh karenanya, dia mengajak semua pihak ikut terlibat dan mendukung program food estate, dimulai dengan perencanaan yang baik.

"Mari kita maju selangkah demi selangkah, melakukan perluasan dengan penuh kehati-hatian," ujarnya dalam siaran pers Kementan, seperti di kutip Kompas.com, Kamis (26/8/2021), seper

Ia menggarisbawahi, keberhasilan pertanian padi di lahan gambut tidak bisa datang begitu cepat, karena perlu proses penyesuaian, baik  lahan dan juga petaninya.

“Perlu konsistensi kebijakan karena bila lahan yang digarap kemudian ditinggalkan, maka yang akan terjadi adalah kita harus mulai dari nol lagi," tuturnya.

Baca juga: Kementan Klaim Food Estate Dibuat Sesuai Kajian dan Tepat Sasaran

Terkait beberapa pandangan yang menyatakan program penyediaan lumbung pangan nasional itu gagal, Nasir menilai pandangan tersebut keliru.

Sebab, katanya, ada perbedaan mendasar dari implementasi pertanian di lahan gambut dibanding lahan lainnya.

"Saya kira untuk yang tak paham mengenai pertanian di lahan gambut yang mungkin beranggapan sama seperti lahan mineral, irigasi pasang surut, dan persoalan lain yang menyangkut kualitas dan kuantitas petani, pendapat itu akan sangat tidak sesuai konteks," tuturnya.

Pasalnnya, lanjut Nasir, lahan rawa atau yang mempunyai jejak gambut perlu waktu cukup lama untuk bisa suitable  supaya bisa dinanam.

Untuk itu, dia mengajak semua pihak dengan seksama melakukan pengembangan irigasi pertanian di lahan food estate disertai dengan diklat untuk petani.

Baca juga: Wujudkan Pertanian Maju, Kementan Lakukan Modernisasi Alsintan

“Yang sangat penting adalah mari kita dengar apa pendapat petani sendiri mengenai areal yang mereka garap," jelasnya.

Nasir menegaskan, petani merupakan orang yang tahu persis kondisi dan situasi lahan pertanian mereka.

Petani tahu betul kapan harus menanam, pupuk apa yang digunakan, bagaimana strategi menghadapi kekurangan atau kelebihan air dan juga obat-obatan yang diperlukan. Bahkan, untuk varietas padi yang ditanam petani juga harus diajak berunding,” ujarnya.

Pertanian di lahan gambut butuh waktu 15 tahun

Ia menjelaskan, pertanian padi di tanah yang asalnya lahan rawa gambut perlu waktu 5 hingga 15 tahun untuk membuatnya jadi suitable untuk padi.

Bukan tanpa data. Nasir mengatakan itu karena berhasil menyandang gelar Phd dari The University of Nottingham dengan penelitian tentang sustainable livelihood di lahan gambut. Salah satu penelitiannya adalah pertanian tanaman padi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com