Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapitalisasi Lima Perusahaan Ini Capai Rp 142.000 Triliun, Apa Saja?

Kompas.com - 08/11/2021, 19:01 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber CNN


NEW YORK, KOMPAS.com - Jumlah perusahaan dengan kapitalisasi pasar mencapai lebih dari 1 triliun dollar AS atau sekitar Rp 14.200 triliun di bursa saham Wall Street, kian ramai.

Dilansir dari CNN, Senin (8/11/2021), perusahaan pertama, yakni Microsoft, saat ini keseluruhan nilai sahamnya lebih unggul tipis ketimbang Apple. Perusahaan perangkat lunak (software) yang dipimpin oleh Satya Nadella tersebut kini adalah perusahaan paling bernilai di dunia.

Baik Apple dan Microsoft, keduanya kini memiliki kapitalisasi pasar mencapai 2,5 triliun dollar AS.

Di sisi lain, ada pula induk perusahaan Google, Alphabet, yang saat ini nyaris menyentuh 2 triliun dollar AS, sementara Amazon kini nilainya mencapai 1,7 triliun dollar AS.

Ada pula Tesla, perusahaan produsen mobil listrik yang didirikan Elon Musk, kini nilainya telah menembus level 1 triliun dollar AS, lebih tepatnya di kisaran 1,25 triliun dollar AS.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Yayasan: Pengertian, Dasar Hukum, dan Ciri-ciri

Kelima perusahaan tersebut, secara kolektif nilainya kini mencapai nyaris 10 triliun dollar AS atau sekitar Rp 142.000 triliun. Jumlah tersebut setara dengan hampir seperempat nilai saham perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500. Secara kolektif, kapitalisasi pasar dari perusahaan indeks S&P 500 mencapai 41,8 triliun dollar AS.

Bila harga saham Meta Platforms, atau yang sebelumnya dikenal dengan Facebook terus menguat, maka akan sangat mungkin indeks S&P 500 memiliki enam perusahaan yang nilai sahamnya mencapai 1 triliun dollar AS.

Saat ini, kapitalisasi pasasr Meta mencapai sekitar 930 miliar dollar AS.

Namun demikian, seiring dengan tren harga saham perusahaan teknologi yang terus menguat, akan sangat mungkin enam perusahaan teknologi tersebut bisa mencapai nilai sekurang-kurangnya 2 triliun dollar AS dalam waktu dekat.

Bahkan, Microsoft dan Apple kini saat ini tinggal beberapa langkah menuju 3 triliun dollar AS.
Saat ini, perusahaan teknologi lain, seperti produsen chip Nvidia dan Tencent tengah mendekati nilai 1 triliun dollar AS.

Tampaknya hampir tak terduga bahwa begitu banyak perusahaan bisa bernilai sebesar itu.

Namun di sisi lain, pertumbuhan pendapatan dari banyak perusahaan teknologi papan atas terus menguat, dan hal itu menyebabkan harga saham perusahaan yang bersangkutan juga menjadi lebih tinggi.

Namun demikian, minat investor terhadap perusahaan teknologi bernilai triliunan dollar AS mengingatkan para analis pada buih-buih gelembung atau bubble yang dialami oleh indeks Nasdaq di awal di kisaran tahun 1990 hingga 2000an.

Baca juga: Bursa Efek: Pengertian, Cara Kerja, dan Fungsinya

Melesatnya harga saham dan kapitalisasi perusahaan bisa jadi justru menjadi peringatan.

"Reli Tesla mengingatkan pada langkah Cisco pada tahun 2000, sebuah langkah yang menandai puncak gelembung pada tahun 2000," kata Chief Market Strategist JonesTrading Mike O'Rourke.

Ia menekankan pada harga saham Cisco yang sempat melesat 50 persen pada tiga bulan pertama tahun 2000 dan analis Credit Suisse memroyeksi perusahaan tersebut akan menjadi perusahaan dengan kapitalisasi mencapai 1 triliun dollar AS yang pertama di dunia.

Namun, hal itu tak terjadi. Cisco yang saat ini nilainya mencapai 550 miliar dollar AS pada puncak kepopuleran saham teknologi lebih dari dua dekade yang lalu, kini hanya memiliki nilai sekitar 240 miliar dollar AS.

Sementara itu, Intel, yang juga populer di akhir tahun 1990an, kini bahkan harga sahamnya jauh dari rekor harga yang sempat dicapai pada tahun 2000an.

Baca juga: Balok Beton Proyek Kereta Cepat Dipasang Pakai Mesin Canggih, Apa Itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com