Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lira Turki Anjlok Lebih dari 40 Persen Setahun, Kok Bisa?

Kompas.com - 04/12/2021, 16:15 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber BBC


ANKARA, KOMPAS.com - Mata uang Turki, lira, telah merosot lebih dari 40 persen dibandingkan dollar AS dalam setahun terakhir.

Dilansir dari BBC, meski lira Turki anjlok bahkan mencapai rekor titik terendah pekan ini, Presiden Recep Tayyip Erdogan tak terlalu mempermasalahkan hal tersebut.

Ia tetap kukuh pada kebijakan yang disebut dengan 'perang ekonomi kemerdekaan', yang didukung dengan suku bunga rendah.

Padahal, kondisi perekonomian dan nilai tukar lira Turki anjlok telah berpengaruh pada kehidupan penduduk Turki.

Lalu sebenarnya, apa yang menjadi penyebab lira Turki anjlok hingga 40 persen?

Baca juga: Lira Turki Anjlok, Erdogan Ganti Menteri Keuangan Turki

Salah satu penyebab lira turki anjlok adalah kebijakan ekonomi tidak ortodoks dengan menjaga suku bunga terjaga rendah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Turki serta meningkatkan potensi ekspor dengan nilai tukar yang kompetitif.

Kondisi nilai tukar yang melemah juga menyebabkan tingkat inflasi yang melonjak.

Bagi banyak ekonom, bila terjadi kenaikan tingkat inflasi, maka dikendalikan dengan menaikkan tingkat suku bunga.

Namun demikian, Erdogan menilai tingkat suku bunga sebagai sosok jahat yang menyebabkan orang kaya kian kaya sementara penduduk miskin menjadi kian miskin.

Secara tahunan, tingkat inflasi di Turki mencapai lebih dari 21 persen. Namun demikian, Bank sentral Turki, yang juga di bawah kontrol Erdogan pun telah menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini, menjadi menjadi 15 persen.

"Harga-harga menjadi sangat mahal," ujar penjual buah di Turki Sevim Yildirim kepada BBC.

"Bahkan memasak menu utama untuk keluarga dengan harga-harga saat ini menjadi sangat tidak mungkin," ujar dia.

Sebenarnya, lonjakan inflasi terjadi hampir di seluruh negara di dunia, namun bank sentral di berbagai negara mengambil kebijakan menaikkan suku bunga. Hal serupa tak dilakukan oleh Turki lantaran Erdigan percaya inflasi bakal turun dengan sendirinya.

Dalam dua tahun terakhir, Ia telah memecat tiga gubernur bank sentral dan pekan ini, ia baru saja mengganti menteri keuangan. Hal tersebut nyatanya tak membuat nilai tukar lira menjadi membaik.

Baca juga: Erdogan Pecat Gubernur Bank Sentral Turki, Ini Gara-garanya

Beberapa harga pangan yang mengalami kenaikan harga fantastis yakni tomat yang merupakan bahan penting untuk masakan Turki.

Harga tomat melesat hingga 75 persen pada bulan Agustus bila dibandingkan dengan harga setahun sebelumnya.

Nilai tukar lira pun kerap bergejolak sehingga harga-harga di negara itu bisa berubah secara harian. Inflasi di tingkat produsen pun bisa mencapai 50 persen.

"Saya telah memangkas setiap pengeluaran," ujar seorang konsumen Hakan Ayran.

"Untuk bisa membayar tagihan, setiap orang harus makan lebih sedikit dan tidak ada yang membeli apapun," ujar dia.

Baca juga: Simak, Ini Daftar 7 Mata Uang yang Lebih Kuat dari Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com