Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Agenda Penting 9th MM CPOPC 2021, dari Perluasan Keanggotaan hingga Kesejahteraan Petani Sawit

Kompas.com - 06/12/2021, 08:10 WIB
Inang Sh ,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 masih menghantui dan menghambat laju pemulihan perekonomian global. Meski demikian, pada saat yang sama, harga komoditas mengalami peningkatan, khususnya kelapa sawit.

Hal tersebut dapat menciptakan peluang emas bagi negara produsen untuk mendukung perbaikan ekonomi.

Pada 2021, nilai ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 29 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Jumlah ini meningkat 115 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Untuk menjaga momentum positif minyak sawit berkelanjutan, pemerintah Indonesia sedang memfinalisasi sertifikasi rantai pasok minyak kelapa sawit downstream.

Pada 9th Ministerial Meeting (MM) Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) di Jakarta, Sabtu (4/12/2021), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) yang juga Ketua Delegasi Indonesia Airlangga Hartarto mengatakan, perkembangan kebijakan diskriminatif terhadap minyak sawit akan merugikan pembangunan di sektor ini.

Baca juga: Adaptasi dengan Pandemi, Praktik Keberlanjutan Industri Kelapa Sawit Manfaatkan Teknologi

“Maka itu, penting bagi CPOPC mempertahankan peran pentingnya untuk mendukung dan menjaga kepentingan bersama negara-negara produsen minyak sawit,” ujar Airlangga yang juga menjadi chairperson bersama Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Zuraida Kamaruddin di acara tersebut.

Dalam pertemuan itu, negara-negara anggota CPOPC membahas market outlook, kenaikan harga, kestabilan harga, dan program mandatori biodiesel (B30).

“Oleh karena itu, perlu kerja sama dan kolaborasi antara negara produsen (CPOPC),” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Adapun MM CPOPC ke-9 membahas sejumlah agenda penting. Pertama, adopsi/pengesahan melalui penandatanganan Protocol to Amend, Adoption of CPOPC Work Plan and Budget 2022 and Annual Contribution 2022. Kedua, pengadopsian Global Framework of Principles of Sustainable Palm Oil.

Ketiga, pengadopsian CPOPC Policy and Strategy Direction. Terakhir, pengadopsian Rules of Procedure of MM and SOM of CPOPC.

Baca juga: Airlangga Sebut Industri Kelapa Sawit Bisa Pertahankan 16,2 Juta Tenaga Kerja Selama Pandemi

Selain keempat agenda penting, negara-negara anggota juga diharuskan melakukan langkah penting usai pertemuan.

Pertama, negara anggota sudah menyetujui protokol untuk Mengubah Piagam (Protocol to Amend) CPOPC. Hal ini harus dilakukan sebagai bagian dari prosedur ratifikasi dalam proses internal masing-masing negara.

Anggota yang akan datang juga harus meratifikasi protokol tersebut sebelum diizinkan bergabung.

Airlangga mengatakan, anggota yang masuk akan memperkuat organisasi CPOPC dan meningkatkan upaya mempromosikan pengembangan kelapa sawit berkelanjutan secara global.

“Ke depan, Sekretariat (CPOPC) akan diperkuat, dari yang tadinya dipimpin direktur eksekutif akan ditingkatkan menjadi sekretaris jenderal,” jelasnya.

Baca juga: Moratorium Kelapa Sawit Belum Diputuskan, WALHI: UU Cipta Kerja Sebuah Ancaman

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com