Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kunci Bisnis Franchise Bisa Bertahan di Tengah Pandemi

Kompas.com - 08/12/2021, 06:35 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan "kunci" yang membuat para pelaku usaha waralaba atau franchise bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Ia menilai pelaku bisnis franchise harus bisa beradaptasi dengan kenormalan baru selama pandemi Covid-19. Sebab, banyak masyarakat lebih banyak beraktivitas di dalam rumah.

"Adaptasi ini perlu dilakukan dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang berdampak pada dunia usaha, termasuk sektor waralaba," ujar Mendag Lutfi saat pembukaan Franchise Forum dan BizFest 2021 secara virtual, Selasa (7/12/2021).

"Oleh sebab itu, pemerintah juga terus mendorong pengembangan bisnis waralaba di dalam negeri karena potensi pasar Indonesia yang besar dan menjanjikan," sambungnya.

Baca juga: Meski Terpukul Pandemi, Industri Franchise Serap 628.000 Tenaga Kerja pada 2020

Hal tersebut diamini oleh Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia Tri Rahardjo. Dia mengatakan, para pengusaha franchise harus mampu beradaptasi secara cepat, tepat terhadap era baru dan era new normal saat ini sehingga pelayanan yang diberikan akan tetap sesuai dan relevan dengan kebutuhan pelanggan kita.

"Seperti yang dilakukan oleh industri di bidang retail yang menerapkan skema bisnis Offline to Online (O2O). Mereka sudah membuat aplikasi yang memudahkan konsumennya melakukan transaksi hingga menjadi database, sarana dan promosi yang sangat aktif kepada pelanggan," kata Tri.

Memang diakui Tri, berdasarkan data yang dimilikinya, baru 25 persen pelaku industri franchise sudah pulih hingga 100 persen pada kuartal IV-2021.

Baca juga: Bisnis Franchise Goyang Akibat Pandemi, Ini Cara Mereka Bertahan

Tri menuturkan berdasarkan survei kecil-kecilan yang dilakukan Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia dengan melibatkan 30 responden, tercatat ada sebanyak 25,8 persen reponden yang menjawab bahwa bisnis mereka berangsur normal 90 hingga 100 persen.

Sebanyak 32,3 persen responden yang mengaku bisnisnya akan normal dari 80-89 persen, dan 16,1 responden yang mengaku bisnisnya alan kembali tumbuh dari 70-79 persen dibandingkan pada saat pandemi terjadi.

"Artinya apa, kami melihat bahwa di tengah pandemi ini pelaku usaha optimistis menatap masa depan dan akan melakukan pengembangan bisnis di 2022," kata Tri Rahardjo.

Baca juga: Pelaku Bisnis Franchise Mulai Merasakan Angin Segar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com