Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Sebut Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Optimal

Kompas.com - 16/12/2021, 10:43 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyaluran kredit perbankan terus mengalami pertumbuhan, seiring dengan mulai pulihnya perekonomian nasional.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dari awal tahun hingga awal Desember 2021 (year to date/ytd) kredit perbankan tumbuh sebesar 3,98 persen.

Meskipun terus menunjukan tren positif, pertumbuhan itu dinilai masih belum maksimal.

Hal itu terefleksikan dari rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, loan to deposit ratio (LDR), sebesar 78,09 persen.

Baca juga: OJK: Bank Asing Harus Ada Kontribusi dalam Penyaluran Kredit UMKM

“Dukungan kebijakan saya kira cukup banyak, mulai kebijakan moneter, kebijakan fiskal, stimulus, POJK, dan juga ada subsidi pemerintah. Tapi kok (pertumbuhan kredit) belum optimal,” tutur Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK, Slamet Edy Purnomo, dalam webinar, Rabu (15/12/2021).

Menurutnya, pertumbuhan kredit yang belum optimal itu disebabkan beberapa hal.

Edy menyebutkan, saat ini sejumlah bank mencatatkan pemanfaatan plafon kredit yang relatif rendah, yakni di kisaran 60 persen.

Hal itu disebabkan masih adanya nasabah yang belum ingin melakukan ekspansi atau pengembangan, sehingga tidak melakukan pengajuan atau penarikan kredit bank.

“Kaya ada semacam traumatik pada saat kena Covid,” ujar Edy.

Selain itu, Edy menilai, saat ini terdapat potensi nasabah yang belum bisa dimaksimalkan oleh perbankan meskipun sudah bisa mengakses layanan keuangan perbankan atau bankable.

Nasabah tersebut merupakan nasabah yang sebelumnya memiliki catatan kredit macet, sehingga tergolong ke dalam daftar hitam nasional.

Dengan demikian, nasabah itu tidak lagi bisa memanfaatkan fasilitas kredit perbankan, dan mencari sumber pendanaan lain seperti financial technology atau fintech lending.

“Beberapa diskusi saya dengan peer to peer lending, nasabah yang dulu macet menurut SLIK, begitu kita dampingi, kita kasih pembelajaran, ternyata bisa survive,” tutur Edy.

Melihat fenomena itu, Edy berharap, perbankan dapat meningkatkan kolaborasi dengan fintech, guna memaksimalkan potensi kredit.

Pada saat bersamaan, kolaborasi antara fintech dan perbankan, dapat menciptakan fasilitas pembiayaan yang terjangkau bagi masyarakat.

Baca juga: OJK: Jangan Sampai Bank yang Bagus Dikasih ke Asing..

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com