Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembus Rp 69,72 Triliun, Dana Pungutan Sawit Catat Rekor Tertinggi

Kompas.com - 29/12/2021, 12:16 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Perolehan dana pungutan dari ekspor sawit pecah rekor tahun ini. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat, dana pungutan ekspor sawit mencapai lebih dari Rp 69 triliun sejak Januari hingga pertengahan Desember 2021.

Dana ini terbilang terbesar sejak didirikannya BPDPKS pada 2015. Sebelumnya, pungutan ekspor kelapa sawit terbesar adalah Rp 40,77 triliun pada tahun 2019.

“Pungutan ekspor yang kita himpun pada tahun 2021 ini sampai dengan tanggal 17 Desember mencapai Rp 69,7 triliun. Ini merupakan jumlah pungutan terbesar sepanjang didirikannya BPDP KS,” kata Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman dalam konferensi pers virtual, Selasa (28/12/2021).

Baca juga: Adaptasi, Kunci Utama UMKM Bertahan di Tengah Pandemi

Eddy menerangkan, dana tersebut digunakan untuk menjalankan program-program. Diantaranya meliputi pemberian dukungan untuk program mandatori biodiesel, peremajaan sawit rakyat, penyediaan sarana dan prasarana kelapa sawit, penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, serta program promosi dan kemitraan.

Ia mengatakan, volume ekspor sawit hingga 17 Desember telah mencapai 35,88 juta ton dan nilai ekspor sawit sebesar 28,99 miliar dollar AS. Jika dihitung sejak 2015, nilai ekspor kelapa sawit periode Juli 2015 – November 2021 berada di rentang 7,7 miliar – 28,99 miliar dollar AS, dengan rata-rata nilai ekspor 20,67 miliar dollar AS.

“Atau rata-rata 14 persen dari total ekspor non migas di Indonesia,” ucap Eddy.

Lebih lanjut, Eddy mengatakan, kontribusi industri sawit terhadap penerimaan negara dalam bentuk penerimaan pajak dapat mencapai kurang lebih Rp 20 triliun per tahunnya.

Sektor sawit juga berkontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja. Tercatat setidaknya ada 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung serta 2,4 juta petani swadaya yang melibatkan 4,6 juta pekerja yang terlibat dalam industri sawit.

“Sektor sawit memberikan kontribusi yang cukup besar kepada perekonomian Indonesia,” kata Eddy.

Baca juga: Gaji Naik Disetujui, Karyawan Pertamina Batal Mogok Kerja

Di sisi lain, program insentif biodiesel dalam kerangka pendanaan BPDPKS yang diimplementasikan sejak tahun 2015 dengan tujuan untuk menjaga stabilitas harga CPO, mendorong kemandirian dan ketahanan energi nasional, pengurangan emisi gas rumah kaca dan penghematan devisa yang berasal dari berkurangnya impor solar hingga tahun 2021, telah menyalurkan volume biodiesel sebesar 33,07 juta kilo liter. Adapun penghematan devisa akibat tidak perlu impor bahan bakar minyak jenis minyak solar sebesar Rp 209,62 triliun dan pengurangan emisi gas rumah kaca sekitar 49,45 juta ton CO2e.

“Dengan tren peningkatan harga minyak dunia dan ekspektasi normalisasi harga CPO, maka diharapkan selisih harga biodiesel dan solar di tahun 2022 yang lebih baik,” kata Eddy.

Selanjutnya, kinerja program penelitian dan pengembangan dimana sejak tahun 2015 hingga 2021 telah mendanai 234 riset yang melibatkan 840 peneliti dan 346 mahasiswa di 69 lembaga penelitian dan pengembangan di Indonesia dengan dana yang telah disalurkan sejumlah Rp 389,3 miliar.

Eddy mengatakan, di tahun 2021 ini, BPDPKS akan lebih selektif dalam pendanaan dengan prioritas riset-riset yang berpotensi untuk mencapai komersialisasi dan dimanfaatkan langsung oleh industri sawit. Sementara untuk capaian program pengembangan SDM, sejak tahun 2015 hingga 2021 telah melibatkan 9.679 peserta pelatihan dan 3.265 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dengan dana yang telah disalurkan sebanyak Rp 199,01 miliar.

Baca juga: Kaleidoskop 2021: Tahun Penuh Harapan bagi Pelaku UMKM

Program promosi dan kemitraan juga mencatatkan capaian realisasi terbesar sejak BPDPKS didirikan di tahun 2021. Total capaian program promosi dan kemitraan sejak tahun 2015 sampai dengan 2021 yaitu dana tersalur sebesar Rp 318,5 miliar.

Program sarana dan prasarana juga telah mulai diimplementasikan di tahun 2021 ini dengan kerjasama dan sinergi yang baik antara BPDPKS, Direktorat Jenderal Perkebunan dan dinas perkebunan daerah dengan empat lembaga pekebun yang telah ditetapkan sebagai penerima sarana dan prasarana perkebunan berupa peningkatan jalan produksi, dan penyediaan benih, pupuk dan pestisida dengan total nilai sebesar Rp 21,1 miliar.

“Diharapkan capaian ini dapat terus ditingkatkan di tahun 2022 dengan dukungan seluruh stakeholder. Seluruh capaian ini tentunya tidak mungkin bisa diraih sendiri oleh BPDPKS, melalui dukungan dan sinergi yang baik dari seluruh stakeholder, tentunya tahun 2022 akan menjadi tantangan baru bagi industri sawit Indonesia dan BPDPKS khususnya untuk dapat mempertahankan kinerja dan capaian yang lebih baik,” tutur Eddy. (Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat)

Baca juga: Ironi Harga Minyak Goreng yang Mendidih di Negeri Penghasil Terbesar CPO

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Rekor Tertinggi, Dana Pungutan Sawit Sudah Tembus Rp 69,72 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com