Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Melonjak Lagi ke 100 Dollar AS, Ada Apa?

Kompas.com - 18/03/2022, 12:04 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia kembali melonjak lebih dari 8 persen ke level di atas 100 dollar AS per barrel pada perdagangan Kamis waktu AS. Pasar minyak yang lesu beberapa waktu terakhir, menguat karena ada kekhawatiran baru yang mengganggu pasokan energi Rusia.

Mengutip CNN, Jumat (18/3/2022), harga minyak mentah berjangka Brent naik 9 persen menjadi ke posisi 106,98 dollar AS per barrel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 8 persen menjadi ke posisi 102,98 dollar AS per barrel.

Harga minyak dunia terus merosot setelah sempat melonjak ke level 139 dollar AS per barrel, ketika Amerika Serikat (AS) dan Inggris menyatakan embargo pada minyak mentah Rusia, yang memicu kekhawatiran gangguan pasokan minyak dunia.

Baca juga: Di Balik Pencabutan DMO Minyak Sawit demi Minyak Goreng Curah Murah, Petani Sawit Akan Merugi

Rusia merupakan pengekspor minyak mentah terbesar ke-2 di dunia dengan kontribusi 7 persen dari total minyak global. Sanksi itu akan menggangu perdagangan minyak Rusia sekitar 4-5 juta barrel per hari di pasar global.

Tren berbalik ketika Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan akan meningkatkan produksi minyak dan mendorong negara-negara OPEC melakukan hal yang sama, guna memenuhi kekosongan pasokan dari Rusia.

Harga minyak semakin melemah ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam sebuah pertemuan, bahwa negaranya akan terus memenuhi kewajiban kontraknya pada pasokan energi. Terlebih adanya negosiasi antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung untuk membahas perdamaian.

Sentimen-sentimen itu membuat harga minyak mentah dunia terus merosot hingga sempat berada di bawah 94 dollar AS per barrel pada perdagangan awal pekan ini. Namun, kini jelang akhir pekan minyak dunia kembali melonjak ke atas 100 dollar AS per barrel.

Meroketnya harga minyak ini sedang diawasi ketat oleh para pemimpin AS, baik di Gedung Putih maupun Wall Street. Pasalnya, harga energi yang tinggi menjadi ancaman yang dapat memperburuk inflasi dan memperlambat perekonomian.

Meski negosiasi antara Rusia dan Ukraina sedang berlangsung, pelaku pasar pesimis kesepakatan perdamaian kedua negara dapat dicapai dalam waktu dekat. Pihak Rusia pun menyatakan belum ada kesepakatan terkait perdamaian dengan Ukraina.

"Suasana telah sedikit gelap. Sepertinya, invasi yang dilakukan Rusia akan menjadi situasi yang berlarut-larut," ujar Robert Yawger, Wakil Presiden Energi Berjangka di Mizuho Securities.

Baca juga: Sri Mulyani: Konflik Rusia-Ukraina Bawa Ancaman Nyata bagi Dunia

Kabar adanya negosiasi Rusia dengan Ukraina yang memberi harapan akan potensi gencatan senjata memang menjadi faktor utama yang membuat harga minyak baru-baru ini turun. Namun, gencatan senjata itu justru tak kunjung terjadi.

Padahal semakin lama perang berlangsung, maka semakin besar ancaman terhadap aliran minyak Rusia di pasar global. Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) memperingatkan pada Rabu kemarin, bahwa 30 persen dari pasokan minyak Rusia kemungkinan akan dihentikan dalam beberapa minggu ke depan.

"Implikasi dari potensi hilangnya ekspor minyak Rusia ke pasar global tidak dapat diremehkan," kata IEA dalam laporan bulanannya.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Kian Merosot

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com