Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bitcoin dan Ethereum Melemah, Cek Harga Kripto Pagi Ini

Kompas.com - 18/04/2022, 08:24 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pasar aset kripto tampak berkabut pada pagi ini, Senin (18/4/2022). Melansir Coinmarketcap pagi ini 8 dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar bergerak di zona merah dalam 24 jam terakhir.

Nilai mata uang kripto paling redup pagi ini adalah Polkadot (DOT) yang turun 1,69 persen di posisi 18,28 dollar AS, Cardano (ADA) menjadi 0,9 dollar AS atau melemah 1,4 persen, dan Terra (LUNA) di level 80,37 dollar AS atau terkoreksi 0,87 persen.

Dogecoin (DOGE) juga melemah 0,75 persen menjadi 0,143 dollar AS. Demikian juga Bitcoin (BTC) dan Binance Exchange (BNB) yang masing – masing turun 0,58 persen di level 40.266 dollar AS dan 415,7 dollar AS.

Baca juga: Pedagang Kripto Waswas Transaksi Bitcoin dkk Kena Pajak

Ethereum (ETH) juga melemah 0,08 peren di level 3.066 dollar AS, sementara itu Solana (SOL) menguat 0,37 persen pada posisi 102,8 dollar AS.

Pagi ini Tether (USDT) turun 0,001 persen di posisi 1 dollar AS, hal ini berbeda dengan USD Coin (USDC) yang naik 0,02 persen di level 0,9 dollar AS. Sebagai informasi USDT dan USDC merupakan mata uang kripto golongan stable coin atau jenis mata uang kripto yang dibuat untuk menawarkan harga yang stabil terhadap dollar AS.

Mengutip Forbes, meskipun tingkat pertumbuhan historis menunjukkan banyak aset kripto utama dapat mencapai harga tertinggi baru sepanjang masa di tahun-tahun mendatang, pengamat pasar kripto yang juga ahli strategi di DailyFX, Paul Robinson, tidak yakin tentang prospek jangka pendek.

“Bitcoin terjual habis selama kuartal terakhir tahun 2021, tetapi kemudian selama kerangka pertama tahun 2022, Bitcoin mengalami periode perdagangan yang relatif tanpa arah. Biasanya, setelah bitcoin mulai bergulir, tidak butuh waktu lama untuk mengumpulkan tingkat minat pasar yang baru," kata ,” Paul Robinson.

Harga bitcoin juga telah bergerak liar selama beberapa bulan terakhir. Pergerakan tersebut sejalan dengan kondisi pasar ekuitas, dimana para pedagang menerima kebijakan Federal Reserve yang semakin hawkish, dan juga mempertimbangkan biaya ekonomi dari perang Rusia di Ukraina.

“Harga selama tiga bulan terakhir bisa membuat segalanya menjadi lebih buruk dalam waktu dekat, tetapi mengingat sifat volatilitas, pada Bitcoin volatilitas kemungkinan akan meningkat lagi saat kita menuju pertengahan tahun,” tambah Robinson.

Baca juga: Contoh Perhitungan PPN dan PPh Transaksi Tukar-menukar Aset Kripto

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual mata uang kripto. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual mata uang kripto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com