Oleh: Nika Halida Hashina dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Ketika dihadapkan dengan kebutuhan mendesak atau keinginan untuk membuka usaha, sering kali orang memilih untuk meminjam dana, baik ke bank maupun kerabat dekat. Hal ini sah-sah saja selama ada persetujuan kedua belah pihak.
Dilansir dari Kompas, utang adalah uang yang dipinjam dari orang lain. Pinjaman atau utang ini wajib dikembalikan dalam jangka waktu yang telah disepakati. Besarannya pun tergantung dari kebutuhan individu atau perusahaan.
Tentu, semua orang tidak ingin memiliki utang karena ada beban tanggungan pelunasan yang terkadang memberatkan. Berapa pun besaran utang yang dipinjam, kita akan selalu merasa berat untuk mengembalikannya.
Terlebih, jika kita tidak yakin bisa membayar atau tidak, tetapi terpaksa berkata sanggup karena kebutuhan. Akibatnya, banyak ditemukan kasus-kasus ekstrem, seperti konflik yang terjadi antara si peminjam hutang dan rentenir.
Siniar Cuan bersama Joice Tauris Santi, CFP dan Jurnalis Harian Kompas, mengajak kita untuk belajar bagaimana cara mengelola utang yang baik. Tips lengkapnya pun tersedia lewat episode “Cara Mengelola Utang biar Nggak Numpuk” di Spotify.
“Bagaimana kalau keadaan terdesak sudah datang (terjadi) dan tidak memiliki dana darurat? Kadang-kadang utang bisa menjadi solusi, tetapi tidak semua yang berhutang itu berkebutuhan. Dalam kasus ini, kita harus bisa mengelola keuangan,” ujar Joice.
Secara singkat, ketika sudah memiliki utang, kita harus sadar untuk segera melakukan pengelolaan keuangan agar tetap aman walaupun berutang. Ada beberapa hal yang harus dilakukan.
Baca juga: Bisnismu Bisa Fatal Apabila Tidak Melakukan Hal Ini
Pertama, pastikan total utang atau utang yang wajib dicicil hanya 30 persen dari besaran penghasilan kita. Misalnya, dengan gaji Rp10 juta per bulan, kita hanya boleh berutang di batas Rp3,3 juta saja.
Dengan rasio tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa hidup kita akan aman tanpa harus mengorbankan kebutuhan lainnya.
Jika utang sudah mencapai batas 30 persen, usahakan untuk memperkecilnya. Cara yang dapat dilakukan, mulai dari menjual aset, mencari penghasilan tambahan, dan lainnya.
Kedua, untuk utang usaha, biasanya ada akan ada penghasilan tambahan dari keuntungan. Namun, tetap pastikan bahwa selisih utang dengan pendapatan hanya 30 persen.
Contohnya, ketika memiliki usaha catering, terkadang pengusaha tersebut mematok modal per pesanan hanya sebesar 500 ribu rupiah. Namun, tanpa disangka terdapat pesanan yang mengharuskan untuk mengeluarkan modal Rp1 juta rupiah. Hal ini pun memaksanya untuk berutang.
Langkah yang bisa dilakukan adalah memastikan ketersediaan dana pengembalian untuk utang tersebut. Dana itu berasal dari perhitungan keuntungan. Jadi, jika memiliki utang usaha, sisihkan keuntungan untuk membayar utang dan hindari penggunaannya untuk kebutuhan pribadi.
Sebelum berutang, pertanyakan juga apakah perencanaan usaha yang akan dilakukan sudah pasti dapat menghasilkan. Jika masih ragu, sebaiknya jangan mengambil pinjaman utang. Lebih baik mengumpulkan dana dan memulai dengan modal kecil.