Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Beli Petani Pada April 2022 Menurun, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 09/05/2022, 20:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, daya beli petani pada April 2022 mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Hal itu terefleksikan dari indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani yang menurun, yakni Nilai Tukar Petani (NTP).

Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan, NTP nasional pada April 2022 sebesar 108,46, turun 0,76 persen dari bulan sebelumnya sebesar 109,29.

Baca juga: Tahun 2022, Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Catat Pertumbuhan Positif

Ia menjelaskan, penurunan itu disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani hanya meningkat 0,06 persen, sementara pada saat bersamaan indeks harga yang dibayar petani meningkat 0,83 persen.

"Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 34 provinsi di Indonesia pada April 2022, NTP secara nasional turun 0,76 persen," ujar dia, dalam konferensi pers virtual, Senin (9/5/2022).

Lebih lanjut Ia bilang, penurunan NTP April kemarin juga juga dipengaruhi oleh turunnya NTP di dua subsektor pertanian, yakni subsektor tanaman pangan sebesar 1,9 persen dan subsektor tanaman holtikultura sebesar 3,15 persen.

Sementara itu, tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan NTP, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,54 persen, subsektor peternakan sebesar 1,44 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,46 persen.

Baca juga: Turun 350.000 Orang, Jumlah Pengangguran Masih Lebih Tinggi Dibandingkan Sebelum Pandemi

Jika dilihat secara kumulatif, sejak awal tahun hingga April 2022, NTP nasional lebih tinggi 5,49 persen dibandingkan NTP periode yang sama tahun lalu.

Margo mengungkapkan, perubahan tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 17,14 persen

"NTP Januari–April 2022 tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yakni sebesar 134,14 dan terendah terjadi pada subsektor tanaman pangan yakni sebesar 99,46," ucap dia.

Baca juga: Minyak Goreng, Bensin, hingga Tiket Pesawat Jadi Biang Kerok Inflasi Capai Level Tertinggi Sejak Januari 2017

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com