Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Traveloka Garap Potensi Lonjakan Pinjaman Digital dengan Paylater

Kompas.com - 07/06/2022, 21:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Platform layanan perjalanan Traveloka melaporkan terjadi peningkatan penawaran dan pengguna dari layanan pinjaman digital.

Presiden Traveloka Caesar Indra mengutip hasil riset dari “e-Conomy Southeast Asia (SEA) Report - Roaring 20s: The SEA Digital Decade mengatakan, pembayaran digital diperkirakan akan mencapai nilai transaksi bruto sebesar 1,1 triliun dollar AS pada 2025.

Selain itu, ia mengatakan pinjaman digital diperkirakan menjadi empat kali lebih besar dari 23 miliar dollar AS dalam nilai pinjaman berjalan total pada 2020 menjadi senilai 92 miliar dollar AS dalam lima tahun.

Baca juga: Pengguna Paylater Diprediksi Meningkat hingga 200 Persen pada 2024

"Laporan tersebut menunjukkan peluang pasar yang sangat besar," ujar dia dalam keterangan resmi Selasa (7/6/2022).

Dari data tersebut, ia menyampaikan, Traveloka merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang memperkenalkan layanan pinjaman jangka pendek Buy Now Pay Later (BNPL), atau biasa disebut PayLater pada 2018.

Caesar menyebut, BNPL merupakan solusi bagi pelanggan yang membutuhkan kemudahan berbelanja dan mengatur sendiri cicilan pembayaran, tetapi tidak memiliki akses kepada layanan perbankan tradisional yang mengeluarkan kartu kredit.

Berdasarkan keterangan dia, hanya sekitar 10 persen dari pengguna aplikasi Traveloka di Indonesia, Thailand, dan Vietnam yang memiliki kartu kredit pribadi.

“Banyak eksekutif perusahaan di Indonesia berulang kali gagal mendapatkan kartu kredit dari bank. Hal ini bukan karena mereka tidak layak mendapatkannya. Masalahnya ada pada ketersediaan data. Institusi pemberi kredit atau bank tidak memiliki data keuangan yang cukup dari nasabah sehingga dianggap berisiko bila mendapatkan pinjaman,” imbuh dia.

Pengguna yang tidak memiliki kartu kredit, Caesar bilang, memilih untuk membayar pada saat-saat terakhir dan seringkali harus membayar lebih tinggi karena harga-harga cenderung naik bila terlalu dekat dengan waktu pemesanan, ditambah lagi risiko penawaran semula tidak lagi tersedia.

Baca juga: Survei Kredivo-Katadata: Penggunaan Paylater di E-commerce Terus Meningkat

“Kami tidak menyangka bahwa lebih dari separuh transaksi wisata melalui Traveloka di Indonesia dilakukan melalui transfer antar bank. Kami menyadari banyak pengguna tidak memiliki kartu kredit. Walaupun data kami menunjukkan bahwa hampir semua pengguna mampu membayar di muka, bahkan sebelum mereka menggunakan layanan-layanan kami,” jelas Caesar.

Berdasarkan pengetahuan tersebut, Caesar bilang, Traveloka kemudian meluncurkan Traveloka PayLater pada 2018.

Selain itu, Traveloka juga bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) dalam peluncuran Traveloka PayLater Virtual Number (berikutnya disebut Virtual Number), yang pertama di Indonesia.

Layanan ini memungkinkan pengguna bertransaksi dengan aman dan mudah di pasar dan toko online dengan menggunakan rangkaian 16 angka unik terintegrasi dengan aplikasi seluler Traveloka.

Dalam waktu sebulan setelah peluncurannya, Caesar membeberkan, Virtual Number digandeng oleh online marketplace ternama di Indonesia, begitu juga dengan perusahaan kosmetik internasional, dan ratusan merek terkenal Indonesia.

Berdasarkan keterangan dia, layanan Virtual Number telah digunakan untuk transaksi di lebih dari 20 toko online, sementara 50 persen dari pengguna yang telah mengaktifkan layanan tersebut telah menikmati pengaturan cicilan pinjaman dalam jangka waktu 1-12 bulan.

"Teknologi kecerdasan buatan dan pemelajaran mesin (machine learning) memberi penilaian yang akurat mengenai kelayakan para peminjam untuk mengurangi risiko gagalnya pelunasan pinjaman," kata dia.

“Banyak pemain telah memasuki pasar BNPL, tetapi saya yakin pasar ini cukup besar untuk semua," tandas dia.

Baca juga: Gen Z Makin Lirik Aset Kripto hingga Berani Investasi Gunakan Paylater

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com