Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Setuju Sistem COD Dihapus, idEA: Istilahnya Membasmi Tikus dengan Cara Membakar Lahannya...

Kompas.com - 24/06/2022, 14:14 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi e-commerce Indonesia (idEA) buka suara terkait tanggapan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang menyarankan agar layanan Cash On Delivery atau COD dihapus di berbagai platform e-commerce.

Kepala Bidang Konten dan Komunikasi Internal idEA Vriana Indriasari mengatakan, pihaknya tidak setuju jika COD dihapus lantaran layanan tersebut sangat membantu masyarakat ketika berbelanja online khususnya masyarakat yang unbankable.

"Perlu dipahami saat ini COD bukan lagi model transaksi, tapi sudah jadi salah satu metode pembayaran. Sangat membantu bagi mereka para new online shopper, dan yg belum bankable. Jadi kita enggak setuju," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (24/5/2022).

Baca juga: Kurir Shopee Dipukuli Saat Kirim Barang, YLKI Sarankan Sistem COD Dihapus

Diakuinya, konsumen yang berbelanja online khususnya yang menggunakan metode COD sering sekali kurang teliti. Oleh sebab itu dia menyarankan ke konsumen ketika barang yang diterima konsumen tidak sesuai, bisa diajukan atau dikomplain ke pihak platform.

"Ajukan komplain ke platform kalau ada merchant yang enggak respon yah kontak ke platform," kata dia.

"Kalau main hapus gini aja bukan solusi. Istilahnya membasmi tikus dengan membakar lahan artinya bukan itu jalan keluarnya," sambung dia.

Sebelumnya, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyarankan agar layanan COD dihapus lantaran banyaknya para driver kurir yang mendapat kekerasan oleh konsumen lantaran barang yang diterima tidak sesusai.

Baca juga: Memahami COD atau Cash On Delivery dalam Belanja Online

Menurut dia hal ini terjadi karena tingkat literasi masyarakat terhadap proses bisnis dan product knowledge masih rendah. Sementara di sisi lain, sering terjadi barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang diterima konsumen. Oleh sebab itu dia menyarankan justru layanan ini dihapuskan saja.

"Tingkat literasi masyarakat terhadap proses bisnis dan product knowledge masih rendah plus di sisi lain, sering terjadi barang yang yang dipesan tidak sesuai dengan yang diterima konsumen. Hapuskan saja," ujar Tulus kepada Kompas.com, Selasa (21/6/2022).

Baca juga: Waspada Penipuan, Simak 6 Tips agar Terhindar dari COD Fiktif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com