Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahlil: Jangan Percaya Informasi Indonesia Bakal Resesi seperti Sri Lanka

Kompas.com - 21/07/2022, 18:29 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meminta pelaku usaha jangan mempercayai informasi yang menyebutkan bahwa Indonesia terancam resesi ekonomi hingga akan bernasib seperti Sri Lanka.

Hal tersebut ia sampaikan dalam Kegiatan Pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB) Pelaku Usaha Kecil dan Mikro (UMK) Perseorangan, di Jakarta.

"Bapak/ibu tidak usah dengar dengan informasi hoaks tentang ekonomi Indonesia yang dihadapkan resesi, orang mengaitkan-ngaitkan dengan Sri Lanka," ujarnya secara virtual, Kamis (21/7/2022).

"Sangatlah hoaks menurut saya kalau ada orang yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia di ujung persoalan. Enggak ada hubungannya itu, terlalu jauh bapak/ibu semua," sambung dia.

Baca juga: NIK Jadi NPWP, Simak Ketentuan Penting Berikut Ini

Lebih lanjut Bahlil menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 mencapai 5,01 persen. Ia mayakini ekonomi akan terus tumbuh pada kuartal II sebab realisasi investasi Indonesia tumbuh hingga 39 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Meski begitu, Bahlil mengingatkan bahwa kondisi ekonomi dunia sedang tidak menentu akibat perang Ukraina dan Rusia. Inflasi di berbagai negara pun meningkat tajam disebabkan melonjaknya harga pangan dan energi.

Di tengah gejolak ekonomi dunia tersebut, Bahlil mengatakan bahwa inflasi di Indonesia masih terjaga.

Baca juga: Apa Itu Resesi Ekonomi: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

Sebelumnya, Indonesia masuk ke dalam daftar negara yang disurvei Bloomberg mengenai ancaman resesi. Berdasarkan hasil survei tersebut potensi resesi di Indonesia hanya 3 persen.

Dalam daftar tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-14. Sementara Sri Lanka yang mengalami ketidakstabilan ekonomi dan sosial baru-baru ini, menempati posisi pertama negara berpotensi resesi dengan presentase 85 persen.

Menyusul kemudian New Zealand 33 persen, Korea Selatan dan Jepang dengan presentase 25 persen. Sedangkan China, Hongkong, Australia, Taiwan, dan Pakistan dengan presentase 20 persen. Malaysia 13 persen, Vietnam dan Thailand 10 persen, Filipina 8 persen, Indonesia 3 persen, dan India 0 persen.

Baca juga: Geram Indonesia Disamakan dengan Sri Lanka, Luhut: Sakit Jiwa Itu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com