Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta di Balik Isu Kebocoran Data 26 Juta Pelanggan IndiHome

Kompas.com - 23/08/2022, 11:11 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir pekan lalu media sosial dihebohkan dengan unggahan pemilik akun Twitter Teguh Aprianto @secgron yang mengungkapkan 26 juta data riwayat penelusuran pelanggan IndiHome dijual di situs gelap.

Akun tersebut menuliskan 26 juta data tersebut telah dicuri dan dibagikan gratis di sebuah forum. Adapun data tersebut termasuk Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nama pelanggan IndiHome.

"Tahun 2020 kemarin kita berhasil menekan @IndiHome untuk mematikan tracker milik mereka yang selama ini digunakan untuk mencuri browsing history milik pelanggan. Sekarang 26 juta browsing history yang dicuri itu bocor dan dibagikan gratis. Ternyata berikut dengan nama dan NIK," tulis akun Twitter tersebut pada Minggu (21/8/2022).

Baca juga: Soal Data 26 Juta Pelanggan Indihome, Telkom: Harganya Rp 470.000, Hanya Data Browsing History

Kemudian, Kementerian Komunikasi dan Informatikan (Kemkominfo) segera memanggil manajemen PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk selaku pemilik layanan IndiHome untuk melakukan pendalaman.

"Sehubungan dengan informasi dugaan kebocoran data pribadi pelanggan Indihome, PT Telkom Indonesia (Persero), Kementerian Kominfo sedang melakukan pendalaman terhadap dugaan insiden tersebut," ujar Semuel dalam keterangan tertulis, Minggu (21/8/2022).

Telkom Indonesia pun kini telah selesai menginvestigasi dugaan kebocoran data tersebut dan mendapati bahwa 26 juta data yang dimaksud bukanlah data pelanggan IndiHome.

Lalu bagaimana fakta-fakta yang akhirnya terungkap?

1. Terdapat inkonsistensi pada data

Telkom Indonesia telah berhasil menganalisis 26.730.790 data yang berisikan riwayat penelusuran (browsing history) dan data pribadi yang di jual di forum breached.to oleh pemilik akun Bjorka.

Data yang berisi browsing history selama Agustus 2018-November 2019 ini diklaim dicuri atau dibobol pada Agustus 2022, namun ternyata saat diselidiki pihak Telkom berdasarkan metadata dari data tersebut tercatat tanggal pembuatan 25 Maret 2021.

EGM Information Technology Telkom Indonesia Sihmirmo Adi mengatakan, inkonsistensi inilah yang membuat pihak Telkom meragukan kebenaran data.

"Kita sudah melakukan investigasi dan hasil investigasi yang pertama bahwa metadata file itu dibuat atau dibentuk pada tanggal 25 Maret 2021. Jadi sudah ada inkonsistensi dari situ," ungkapnya dalam konferensi pers di Telkom Land Mark Tower, Jakarta, Senin (22/8/2022).

2. Format data tidak sesuai dengan yang disimpan Telkom

SVP Corporate Communication and Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengatakan, pihaknya tidak pernah menyimpan menyimpan riwayat pencarian internet dan data pribadi pelanggan secara berdampingan sebagaimana yang ada di dalam data yang diduga bocor tersebut.

Kemudian format pendataan yang dibeberkan dalam data tersebut berbeda dengan format pendataan di sistem Telkom. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa data tersebut merupakan hasil rekayasa seseorang.

"Datanya fabricated (direkayasa) karena tidak mungkin data kami seperti itu bentuknya. Kemudian data nomor ID IndiHome yang ada di situ juga bukan berasal dari sistem penomoran kami. Jadi memang ada pihak ketiga yang dengn sengaja menginject nomor IndiHome ke situ. Kita juga tidak tahu sumber data atau row datanya dari mana," jelasnya dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, Telkom Indonesia tidak pernah menggunakan @telkom.net untuk mencatat data pelanggan. Meskipun memang domain @telkom.net benar milik Telkom Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com