Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amazon Web Services Bangun Infrastruktur Pusat Data di Indonesia, Bantu Organisasi Adopsi Komputasi Awan

Kompas.com - 26/08/2022, 20:15 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan penyedia infrastruktur dan komputasi awan Amazon Web Service (AWS) Indonesia membangun infrastruktur pusat data di Indonesia akhir tahun lalu. Amazon Web Services (AWS) Asia Pacific (Jakarta) Region hadir di Indonesia sejak Desember 2021.

Country Manager AWS Indonesia Gunawan Susanto mengatakan, AWS akan berinvestasi sebesar Rp 71 triliun selama 15 tahun ke depan.

"Kami melakukan impact study, ini akan memberikan dampak sekitar Rp 155 triliun terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia selama 15 tahun ke depan. Tidak hanya sekadar investasi yang masuk, keuntungannya nomor satu adalah memenuhi kebutuhan complience dari pemerintah untuk ada dan penyimpanan datanya di Indonesia," kata Gunawan dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, Jumat (26/8/2022).

Baca juga: Program AWS re/Start Beri Pelatihan Kerja Cloud Computing, Gratis bagi Pengangguran dan Freelancer

Ciptakan lapangan kerja

Kehadiran AWS di Indonesia juga diprediksi mampu menciptakan 24.700 lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung setiap tahunnya.

Selain itu, Gunawan melihat, keuntungan lain untuk industri dengan kehadiran pusat data AWS di Indonesia adalah dapat memanfaatkan layanan yang lebih cepat (lower latency).

Tren pengguna AWS di dunia memiliki beragam variasi, mulai dari perusahaan start up, UMKM, sampai ke sektor publik.

"Kami melihat, ini bisa membantu keuntungan untuk perusahaan lokal untuk dapat menjalankan lebih banyak inovasi karena dengan adanya akses dengan layanan lbeih baik dan ekosistem layanan digitalnya tumbuh lebih cepat," terang dia.

Baca juga: Gelar Diskusi, Traveloka dan AWS Dukung Pencapaian SDGs di Sektor Teknologi dan Pariwisata

Dengan hadirnya AWS di Indonesia, Gunawan mengatakan, perusahaan startup dapat banyak memanfaatkan layanan AWS pada saat awal mula memulai bisnisnya.

Sebab, startup dapat memanfaatkan layanan AWS tanpa biaya di depan. Selain itu, startup juga dapat menjajal ide bisnisnya melalui layanan AWS dengan harga yang rendah. Sejak tahun 2017 sampai saat ini, AWS sudah melayani sekitar 1.700 startup di Indonesia.

Baca juga: Perbankan Dinilai Perlu Gunakan Cloud

Bangun data center di Indonesia

Lebih lanjut, Gunawan menjelaskan, dalam langkah awalnya hadir di Indonesia, sebagian investasi AWS akan digunakan belanja modal untuk pembangunan data center.

"Dalam region Jakarta itu, minimal ada 3 Availability Zone. Setiap zone minimal satu data center, artinya bisa lebih dari satu data center, setiap zona harus terpisah lokasinya. Tujuannya kalau satu down, masih ada dua yang berfungsi," terang dia.

Selain itu, pihaknya akan membangun tim di Indonesia. Gunawan mengatakan, skill atau kemampuan menjadi jurang pemisah utama dalam adopsi komputasi awan.

Pihaknya memiliki beberapa program misalnya, Laptop for Builders yaitu pengenalan dasar cloud computing dan pembuatan website. Program ini didesain untuk pelajar sekolah menengah, pesantren, hingga penyandang disabilitas.

Baca juga: Mengapa Adopsi Komputasi Awan Penting untuk Transformasi Digital Perusahaan di Indonesia?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa 'Top Up' Judi 'Online'

Pengusaha Ritel Bantah Minimarket Jual Pulsa "Top Up" Judi "Online"

Whats New
Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Fesyen dan Kriya Dominasi Ekspor Industri Kreatif

Whats New
Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Basuki Disebut Setujui Perubahan Konstruksi Tol MBZ, PUPR Enggan Berkomentar

Whats New
Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

Whats New
Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Bank Dunia Sebut Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting, Ini Tanggapan Menko Airlangga

Whats New
Kementerian PUPR Sebut Serapan Anggaran IKN Masih Sesuai Target

Kementerian PUPR Sebut Serapan Anggaran IKN Masih Sesuai Target

Whats New
Batas Pemadananan NIK-NPWP Tinggal 2 Hari, Tinggal 681.000 Wajib Pajak yang Belum Padankan

Batas Pemadananan NIK-NPWP Tinggal 2 Hari, Tinggal 681.000 Wajib Pajak yang Belum Padankan

Whats New
Asas Keadilan dalam Premi Asuransi Kesehatan

Asas Keadilan dalam Premi Asuransi Kesehatan

Whats New
Bertemu Perwakilan Bisnis Australia-Indonesia dan Parlemen Thailand, Menko Airlangga Berupaya Perkuat Kerja Sama Ekonomi

Bertemu Perwakilan Bisnis Australia-Indonesia dan Parlemen Thailand, Menko Airlangga Berupaya Perkuat Kerja Sama Ekonomi

Whats New
Usai Akuisisi, Bos Mandiri Inhealth Diangkat Jadi Dirut IFG Life

Usai Akuisisi, Bos Mandiri Inhealth Diangkat Jadi Dirut IFG Life

Whats New
Ketua KPPU Ajak 300 Anggota Asosiasi Perusahaan Ikuti Program Kepatuhan Persaingan Usaha

Ketua KPPU Ajak 300 Anggota Asosiasi Perusahaan Ikuti Program Kepatuhan Persaingan Usaha

Whats New
Lancar Tanpa Gangguan, 95.000 Tiket Konser Bruno Mars di Jakarta Terjual Habis di Livin’ by Mandiri

Lancar Tanpa Gangguan, 95.000 Tiket Konser Bruno Mars di Jakarta Terjual Habis di Livin’ by Mandiri

Whats New
PDN Diretas, Kementerian PUPR Pastikan Operasional Pegawai Tak Terganggu

PDN Diretas, Kementerian PUPR Pastikan Operasional Pegawai Tak Terganggu

Whats New
Pemerintah Kembali Perpanjang Relaksasi HET Gula

Pemerintah Kembali Perpanjang Relaksasi HET Gula

Whats New
Bank Jago Dukung Perempuan Manfaatkan Aplikasi Digital untuk Kelola Keuangan

Bank Jago Dukung Perempuan Manfaatkan Aplikasi Digital untuk Kelola Keuangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com