JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 120,24 poin atau 1,75 persen ke 6.980,65 pada sesi perdagangan Kamis (20/10/2022) kemarin. Indeks saham melanjutkan penguatan sejak awal pekan ini.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher menilai, penguatan IHSG yang signifikan tidak terlepas dari keputusan Bank Indonesia (BI) untuk kembali mengkerek suku bunga acuannya. Ini direspons positif oleh pasar, sebagai langkah antisipatif dampak kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve.
“IHSG ditutup menguat cukup signifikan setelah Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebanyak 50 bps,” ujar dia, dalam risetnya, Kamis.
Baca juga: IHSG Ditutup Melesat, Saham BMRI Kembali Sentuh All Time High
Lebih lanjut Dennies memproyeksi, penguatan akan berlanjut pada sesi perdagangan Jumat (21/10/2022) hari ini. Menurutnya, IHSG berpotensi bergerak pada rentang support-resistance 6.889-7.028.
Menurutnya kenaikan suku bunga acuan BI masih akan menjadi sentimen positif bagi IHSG. Tingkat suku bunga acuan yang lebih tinggi diproyeksi dapat menekan laju pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
“Sehingga diperkirakan IHSG masih akan menguat dalam jangka pendek,” katanya.
Baca juga: IHSG Menguat 1,52 Persen, Saham BMRI Dekati Posisi Rp 10.000 Per Saham
Senada, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengungkapkan, IHSG berpotensi menguat hari ini. Ia bilang, indeks saham bergerak pada rentang 6.789-6.998.
Menurutnya, kenaikan yang terjadi dalam pola gerak IHSG telah berhasil menggeser rentang konsolidasi ke arah yang lebih baik. Tren kenaikan akan nampak jika dalam beberapa hari mendatang IHSG masih mampu ditutup di atas resisten levelnya secara beruntun.
“Untuk sementara waktu IHSG terlihat cukup dapat bertahan dalam zona hijau yang juga ditunjang oleh rilisnya data perekonomian yang menunjukkan hasil yang membaik, hari ini IHSG berpotensi menguat,”ucap William.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.