Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IKN Bawa Angin Segar, BSBK Garap Hunian Berkonsep "One Stop Living"

Kompas.com - 12/11/2022, 17:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama PT Wulandari Bangun Laksana, Tbk (BSBK), Christopher Sumasto Tjia yakin, pulihnya pandemi Covid-19 akan mendorong pertumbuhan di sektor properti kedepannya.

Salah satu proyek yang tengah digarap oleh BSBK yakni Balikpapan Superblock berada di Ibu Kota Negara (IKN) yang berlokasi di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim). Christopher mengungkapkan, adanya fasilitas pendukung, menjadikan kota tersebut layak huni dan siap dikembangkan dengan konsep One Stop Living.

“Kami menawarkan aneka produk dan fasilitas melalui kawasan Balikpapan Superblock dengan konsep One Stop Living yang mampu menjadi tolak ukur bagi pengembang properti lainnya,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (12/11/2022).

Senada dengan Christopher, Direktur BSBK Tjia Daniel Wirawan mengatakan, penerapan konsep One Stop Living, diharapkan dapat mengakomodir segala kebutuhan masyarakat seperti sekolah, pusat belanja, perkantoran, tempat hiburan, hunian, fasilitas kesehatan dan perhotelan.

Baca juga: Bidik Potensi di Sektor Properti, BSBK Ekspansi ke IKN

“Konsep One Stop Living ini merupakan strategi utama BSBK. Konsep ini terbukti efektif membuat aktivitas penghuni atau pengunjung menjadi jauh lebih praktis karena fasilitas penunjang di kawasan sangat lengkap,” ujar Tjia.

Tjia menuturkan, kawasan Balikpapan Superblock tak hanya fokus pada properti saja, tapi juga menghadirkan tempat wisata seperti wisata di pinggir pantai (Pantai BSB) dengan luas kurang lebih 1,8 hektare.

“Dalam kawasan itu ada (space) bowling, restoran seafood iconic berbentuk kapal, restoran Korea, score sports lounge, wisata kuliner lainnya, serta tenant-tenant ternama di e-Walk dan Pentacity yang membuat lonjakan pengunjung mal semakin meningkat,” katanya.

Menurut Tjia, kehadiran IKN mempengaruhi okupansi sewa mal milik BSBK dan jumlah pengunjung. Di periode Oktober 2022 okupansi tersewa mal e-Walk meningkat, dari sebelumnya 94,53 persen menjadi 95,89 persen dari luasan nett leasable area 27.790,95 m.

Sementara itu, okupansi tersewa mal pentacity periode Oktober 2022 meningkat, dari sebelumnya 69,33 persen menjadi 82,24 persen dari luasan nett leaseable area 40.943,44 m2.

Baca juga: Melirik IKN Nusantara dari Nusa Dua Bali

“Kami memperkirakan hingga akhir tahun 2023 okupansi Mal e-Walk mencapai 100 persen, dan Mal Pentacity mencapai 96 persen. Dengan meningkatnya tenant-tenant yang mau masuk, kami juga tetap memperhatikan tenant rasio mix,” katanya.

Tjia menambahkan, jumlah pengunjung Mal e-Walk 2022 rata-rata per bulan mencapai 573.122 pengunjung, atau meningkat 34,2 persen dari tahun sebelumnya dengan rata-rata per bulan 406.211.

Sedangkan jumlah pengunjung mal Pentacity 2022 rata-rata per bulan 546.110, atau tumbuh 57,2 persen dari tahun sebelumnya dengan rata-rata per bulan 347.471.

Adapun untuk traffic kendaraan bermotor mengalami peningkatan pada tahun 2022 dengan jumlah mobil rata-rata setiap bulan 161.109 dibanding tahun sebelumnya 117.382 atau naik sebesar 37,3 persen dan untuk roda dua meningkat pada tahun 2022 dengan jumlah rata-rata per bulan 181.617 dibandingkan dengan tahun sebelumnya 143.480 atau setara dengan 26.6 persen .

“Hotel juga mengalami peningkatan yang cukup baik, terutama penyewaan ruang meeting dan booking kamar hotel yang otomatis membuat okupansi kamar meningkat. Kami yakin dan optimistis BSBK kedepan akan berkembang dengan dukungan dari sektor properti di Kaltim," kata dia.

Baca juga: LPS Siapkan Rp 3,87 Triliun untuk Bangun Infrastruktur di IKN Nusantara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com