Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sukses Bakso Damas dari Berjualan Keliling Hingga Bisa Bertahan di Tengah Pandemi

Kompas.com - 20/11/2022, 07:50 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbicara kuliner di Kota Malang, makanan yang langsung terlintas di pikiran adalah bakso.

Ada salah satu bakso yang sudah legendaris di Malang, yang menjadi pioner menawarkan konsep bakso prasmanan yaitu Bakso Damas.

Bakso Damas asal Malang, bermula dari usaha keluarga yang berdiri sejak 1993 silam, kini usahanya dikembangkan oleh anaknya sendiri Angga Setyawan.

Pemilik Usaha Bakso Damas, Angga Setyawan menceritakan, usaha ini bermula dari sang ayah yang menjual bakso keliling dengan sepeda kayuh, sampai akhirnya bisa mendirikan outlet pertama dua tahun kemudian.

Baca juga: Cerita Devina, dari Penikmat Jadi Pebisnis Teh, Kini Berdayakan Ratusan Petani dari 20 Perkebunan Se-Indonesia

"Tahun 1995, kita bisa mendirikan outlet. Bertambahnya tahun, kini kita sudah semakin besar ya," ujar Angga dalam jumpa pers Tokopedia yang diselenggarakan belum lama ini.

Adapun asal nama brand baksonya "Damas" adalah lantaran para pelanggan saat ayahnya masih berjualan keliling dipanggilah oleh pelanggan 'Damas-damas beli baksonya'.

"Dari situ akhirnya diberi nama Damas agar pelanggan yang lama itu tahu kalau Bakso Damas tetap ada disitu," katanya.

Untuk perkembangannya sendiri, Angga mengatakan, menu yang disediakan masih standart seperti bakso biasanya yaitu bakso halus, kasar, tahu, siomay dan gorengan bulat, mekar maupun usus. Namun sekarang mereka memiliki 30 varian produk.

Angga mengaku, bukan hal yang mudah membuka usahanya tersebut. Namun mereka memiliki tantangan dan hambatannya sendiri, salah satunya adalah ketika Pandemi Covid-19.

"Selama pandemi kemarin ini, usaha kuliner ini turun drastis, 60 persen penurunan omzet dan kami juga tidak bisa buka toko," jelas Angga.

Baca juga: Kisah Sukses Dewi Ekha, dari Buruh Pabrik hingga Ekspor Bulu Mata Palsu ke 16 Negara

Oleh karena itu, mau tak mau Angga bersama karyawannya harus memutar otak untuk mencari solusi bagaimana agar usaha baksonya ini bisa tetap bertahan.

"Saya berpikir bagaimana supaya kita bisa tetap sustain selama pandemi, bagaimana kita bisa bertahan. Karena apa? Karena kita memiliki sekitar 30 karyawan dengan latar belakang seperti mereka yang putus sekolah, ibu rumah tangga, dan kebanyakan adalah seorang tulang punggung keluarga," ungkap Angga.

Hingga di satu titik mereka memiliki ide untuk mengeluarkan satu produk yaitu bakso frozen. Produk tersebut mulai dipasarkan lewat penjualan online marketplace Tokopesia sejak 2020.

Berbuah manis, produk bakso frozen ini mendapatkan respon yang bagus hingga dengan produk tersebut pihaknya tidak pernah merumahkan karyawannya selama pandemi berlangsung dan usaha ini bisa sustain serta melewati masa-masa kritis pandemi.

Selain itu, dengan masuk ke platform Tokopedia, usaha baksonya pun bisa sampai ke berbagai kota mulai dari Jabodetabek hingga Bali.

"Puji Syukur kami bisa bertahan melewati masa masa pandemi, penjualannya meningkat, dan pasar makin meluas. Hal yang paling mengena di saya adalah berhasilnya melewati masa masa pandemi yang saat itu sangat luar biasa," pungkasnya.

Baca juga: Dikira Brand Luar, Cerita Ediansyah Mantan Salesman hingga Punya Merek Buccheri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com