Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indef: Kondisi Geopolitik dan Tahun Politik Tambah Ketidakpastian Ekonomi RI

Kompas.com - 05/12/2022, 18:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad mengatakan, kondisi nasional yang memasuki tahun poiltik yang dibarengi berlanjutnya gejolak ekonomi global di tahun depan, akan menambah ketidakpastian ekonomi domestik.

Ia menjelaskan, secara historis, peningkatan risiko ketidakpastian di tahun politik selalu terjadi setahun sebelum pelaksanaan pemilihan umum. Seperti pada 2013 dan 2018 -saat pemilihan presiden berlangsung di 2014 dan 2019- kinerja saham Indonesia pada masa itu menurun drastis.

“Dunia begitu gelap di tahun mendatang, sehingga akan berimplikasi ke dalam situasi domestik, apalagi tahun depan itu masuk politik, penuh ketidakpastian," ujar Tauhid dalam seminar Indef, Senin (5/12/2022).

Baca juga: Di Depan Jokowi, Sri Mulyani Sebut Ekonomi RI dalam Tren Pemulihan Berkat Kerja Keras APBN

Melalui buku Proyeksi Ekonomi Indonesia 2023, Indef menilai tahun depan menjadi tahun dengan ketidakpastian yang tinggi dibandingkan 2022, karena dipengaruhi kondisi politik nasional dan geopolitik di internasional.

Pada tahun depan, akan banyak dilontarkan visi-visi ekonomi oleh para tokoh politik yang akan mencerminkan beragam ketidakpastian. Salah satu ketidakpastian adalah kebijakan ekonomi yang telah diputuskan dalam pemerintahan sebelumnya, apakah akan dilanjutkan atau tidak.

Misalnya, terkait upaya hilirisasi sumber daya alam beragam produk pertambangan, minyak dan gas (migas), hingga perkebunan dan perikanan. Hilirisasi dapat meningkatkan investasi, nilai tambah, ekspor, dan penyerapan tenaga kerja.

Namun di saat yang sama, hilirisasi juga dihadapkan pada harga komoditas yang tinggi sehingga daya tarik eskpor bahan mentah menjadi lebih menarik.

Baca juga: Data Ekonomi RI Positif, BI Diminta Tak Terapkan Kebijakan Moneter Restriktif

 


Ketidakpastian lainnya yang akan dihadapi yakni sejauh mana pemerintah akan memberikan dukungan terhadap gejolak ekonomi global.

Hal itu akan tercermin dari bantalan subsidi yang akan diberikan seiring dengan naiknya harga komoditas energi.

Baca juga: Ekonomi RI Masih Baik, BI: Kenaikan Suku Bunga Acuan Tak Harus Seagresif Negara Lain

Halaman:


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com