Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petrokimia Gresik Yakin Penyaluran 3,87 Juta Ton Pupuk Bersubsidi Tercapai

Kompas.com - 09/12/2022, 21:00 WIB
Hamzah Arfah,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Petrokimia Gresik yang merupakan anggota holding Pupuk Indonesia, menyatakan siap menuntaskan amanah yang diberikan oleh pemerintah, dalam agenda produksi dan juga penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2022.

Dari total alokasi pupuk bersubsidi pemerintah di tahun ini sebanyak 7,77 juta ton, Petrokimia Gresik mendapat amanah sebanyak 3,87 juta ton atau 49 persen. Jumlah tersebut menjadikan tanggung jawab Petrokimia Gresik paling besar, di antara anggota holding Pupuk Indonesia yang lain.

"Hingga Bulan Desember ini, kami optimistis dapat menuntaskan tanggung jawab ini hingga 100 persen. Apalagi, akhir tahun ini banyak petani yang melakukan pemupukan. Ini adalah komitmen Petrokimia Gresik dalam menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (9/12/2022).

Baca juga: Terbitkan Permentan 10 Tahun 2022, Mentan SYL Ingin Data Penyaluran Pupuk Subsidi Lebih Akurat

Petrokimia Gresik, dikatakan Dwi Satriyo, selalu siap mendukung ketercapaian ketahanan pangan nasional, dengan menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi sesuai regulasi dan pupuk nonsubsidi. Sebab pupuk menjadi salah satu agro input yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian, di tengah keterbatasan lahan pertanian saat ini.

Dwi Satriyo juga mengimbau kepada distributor dan kios pupuk bersubsidi, untuk dapat menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan ketentuan pemerintah. Apabila terdapat distributor dan kios yang tidak patuh pada aturan pemerintah, Petrokimia Gresik menyatakan tidak segan untuk menghentikan kerja sama distribusi.

“Saya juga mengajak masyarakat, untuk turut mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi hingga di tangan petani. Kalau menemukan pelanggaran, masyarakat dapat langsung melaporkan kepada aparat penegak hukum,” ucap Dwi Satriyo.

Baca juga: Mengapa Perubahan Kebijakan Pupuk Subsidi Penting bagi Kementan?


Guna memastikan penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran, Petrokimia Gresik selama ini terus meningkatkan pengawasan distribusi melalui penerapan sejumlah sistem dan aplikasi digital. Mulai dari Warehouse Management System (WMS) dan Sistem Scheduling Truk Online (SISTRO), supaya distribusi pupuk dapat semakin cepat dan terpantau oleh sistem dengan semakin baik.

“Kami ingin memastikan, proses distribusi di seluruh lini yang menjadi tanggung jawab Petrokimia Gresik, berjalan dengan baik dan sesuai prosedur. Dengan digitalisasi sistem yang terintegrasi, diharapkan dapat meminimalisasi potensi penyimpangan dalam jaringan distribusi,” kata Dwi Satriyo.

Petrokimia Gresik juga telah menyediakan pupuk ZA Plus, Phosgreen dan Petroganik Premium, sebagai substitusi alternatif bagi para petani yang membutuhkan pupuk ZA, SP-36 dan Petroganik, yang sekarang sudah tidak lagi masuk dalam skema subsidi. Terdapat pilihan NPK Phonska Plus dan Urea nonsubsidi, bagi petani yang jatah pupuk bersubsidinya sudah habis.

Baca juga: Pupuk Subsidi Hanya untuk Bawang dan Cabai, Ini Terobosan Pupuk Petrokimia Gresik untuk Demplot Tomat

Hal sama juga berlaku bagi para petani yang tidak mendapatkan jatah subsidi, karena tidak terdaftar dalam Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK). Hal itu juga berlaku bagi petani yang tidak memenuhi persyaratan mendapat pupuk bersubsidi sesuai dengan ketentuan pemerintah.

“Pupuk nonsubsidi Petrokimia Gresik memiliki kandungan lebih lengkap, sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Dari sisi harga memang sedikit lebih tinggi dibandingkan pupuk subsidi, tapi hasil panen yang diperoleh petani bisa melimpah sehingga pendapatan yang diperoleh juga lebih tinggi,” tutur Dwi Satriyo.

 Baca juga: Mentan SYL: Jangan Ada Main-main dalam Mengelola Pupuk Subsidi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com