Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Prediksi Inflasi Dunia Global 9,2 Persen pada 2022

Kompas.com - 12/12/2022, 19:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) prediksi tingkat inflasi global akan tembus 9,2 persen pada 2022. Proyeksi ini lebih tinggi dari proyeksi inflasi dunia 2022 versi Dana Moneter Internasional (IMF) dalam World Economic Outlook edisi Oktober 2022 yang sebesar 8,8 persen.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan inflasi global yang sangat tinggi ini lantaran di tahun ini beberapa negara maju mengalami lonjakan inflasi yang cukup tinggi hingga di atas 10 persen.

"Inflasi dunia kita perkirakan akan mencapai angka 6,46 persen di tahun 2021, meningkat menjadi 9,2 persen di Tahun 2022," ujarnya saat acara GNPIP Kalimantan, Senin (12/12/2022).

Baca juga: Harga Telur Ayam Naik, BI Perkirakan Inflasi Desember 2022 Capai 0,37 Persen

Inflasi tinggi di negara-negara maju disebabkan oleh ketidakseimbangan rantai pasok global selama pandemi Covid-19. Kemudian ketika pandemi belum usai, terjadi perang antara Rusia dan Ukraina yang memperparah keadaan.

Perang Rusia dan Ukraina tidak hanya memperburuk rantai pasok global tetapi juga menyebabkan kenaikan harga energi dan harga pangan yang melanda banyak negara di dunia sehingga menyebabkan inflasi.

Negara-negara maju tersebut bergegas menaikkan suku bunga acuannya agar dapat segera mengendalikan inflasi. Seperti yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menaikkan Fed Funds Rate secara agresif sepanjang tahun ini.

Tercatat saat ini The Fed telah enam kali menaikkan Fed Funds Rate dengan total kenaikan 375 basis poin (bps) menjadi di kisaran 3,75-4 persen.

Baca juga: Jokowi Minta Mendagri Peringatkan Daerah soal Kendalikan Inflasi


"Meski demikian inflasi diperkirakan akan melandai seiring dengan respons pengetatan moneter yang sebagaimana kami sampaikan bahwa respons kebijakan moneter yang agresif memerangi inflasi," ucapnya.

Oleh karena itu, dia memperkirakan inflasi global akan kembali mereda pada 2023 ke level 5,2 persen dan terus turun di 2024 menjadi 3,8 persen.

Artinya, meski kebijakan suku bunga acuan naik secara agresif di tahun ini dan menyebabkan inflasi melambung tinggi, pada akhirnya inflasi akan turun dalam 1-2 tahun ke depan.

"Jika semua negara maju menetapkan target 2 persen maka tentunya kita bisa melihat inflasi masih menjadi salah satu ancaman bagi banyak Bank Sentral negara lain untuk tentunya akan kita bisa lihat bahwa kebijakan moneter nya juga akan bertahan relatif tinggi sampai 1-2 tahun ke depan," tuturnya.

Baca juga: BI: Inflasi adalah Musuh Bersama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com