Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Diprediksi Bakal Naikkan Lagi Suku Bunga Acuan

Kompas.com - 22/12/2022, 10:02 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) diperkirkan akan memutuskan kenaikan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Desember 2022 yang berlangsung 21-22 Desember 2022.

Ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto mengatakan, BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25-50 basis poin (bps) menjadi 5,5-5,75 persen.

BI akan mengambil keputusan ini untuk lebih mengendalikan laju inflasi yang pada November sebesar 5,42 persen secara tahunan agar dapat ke target sasaran inflasi BI sebesar 3 persen di Semester I 2022.

Baca juga: Suku Bunga Buat Investor Khawatir, Rupiah Kembali Tertekan

"Jika melihat laju inflasi bulanan dan tahunan yang under controlled (terkendali) meskipun masih di atas jangkar inflasi yang 3 persen, saya perkirakan pada RDG BI besok BI masih akan menaikkan BI7DRRR sebesar 25-50 bps," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (21/12/2022).

Menurutnya, dengan kenaikan sebesar 25-50 bps maka suku bunga acuan BI akan dapat mengimbangi suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed funds rate/FFR) yang saat ini berada di level 4,25-4,5 persen.

Berdasarkan perhitungannya, selisih antara suku bunga acuan BI dan FFR yang akan sebesar 125-150 bps cukup untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Tentunya hal ini juga harus diimbangi dengan kerja keras tim pengendali inflasi khususnya inflasi pangan, maka efektivitas kebijakan moneter menjadi lebih baik untuk menekan laju inflasi.

"Hanya saja, dengan kenaikan FFR yang tidak lagi agresif (kenaikan minimal 75 bps), maka BI pilihan lebih longgar untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps atau 50 bps," jelasnya.

Meski demikian, idealnya kenaikan suku bunga acuan BI pada akhir tahun ini harusnya hanya 25 bps menjadi 5,5 persen agar BI ke depannya masih punya untuk menaikkan suku bunga acuan di tahun depan.

Pasalnya, FFR diprediksi masih akan mengalami kenaikan dari Januari sampai Maret 2023 sebesar 75 bps menjadi 5-5,25 persen sebagai puncak tertingginya. Kemudian bertahan di sisa tahun 2023 dan melandai mulai awal 2024.

"Juga untuk memberikan stance bahwa bank sentral masih memberikan kebijakan yang pro growth karena kalau pun BI Rate naik 25 bps, tidak akan direspon oleh kenaikan bunga simpanan dan kredit secara agresif," sebutnya.

Baca juga: Melihat Angka Inflasi AS dan Pergerakan Suku Bunga The Fed

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDDT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDDT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com