Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Startup PHK Karyawan, Sandiaga Uno: Mereka Menyesuaikan dengan Keadaan Pasar Sekarang

Kompas.com - 12/01/2023, 20:40 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi ekonomi makro dunia masih terseok akibat pandemi dan konflik geopolitik. Kondisi itu membuat banyak perusahaan dunia tertekan, sehingga melakukan beberapa upaya untuk bertahan.

Salah satunya dengan pemangkasan karyawan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) massal baik di perusahaan besar hingga perusahaan rintisan (startup).

Berdasarkan catatan Kompas.com, ada puluhan perusahaan startup yang mau tak mau PHK ratusan karyawannya selama tahun 2022.

Baca juga: Sandiaga: Kesabaran dalam Berinvestasi adalah Hal Mutlak

Terkait hal itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menilai, PHK yang dilakukan perusahaan startup adalah salah satu upaya rightsizing.

Rightsizing sendiri merupakan kombinasi Sumber Daya Manusia (SDM) dengan sumber daya lainnya yang berada pada lokasi, waktu, dan pekerjaan yang tepat pada akhirnya dapat membantu tercapainya produktivitas yang diinginkan dengan sebuah target yang telah ditentukan.

"Saya menganggapnya ini adalah rightsizing bukan downsizing, jadi mereka menyesuaikan dengan keadaan pasar sekarang. Kemarin ini mereka terlalu jorjoran karena uangnya lebih mudah, tapi sekarang dengan capital-nya menyusut, maka dia harus melakukan rightsizing," ujarnya dalam acara Indonesia PE-VC Summit 2023, di Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Walau demikian Sandiaga mengatakan, semua SDM yang menjadi korban PHK harus segera menambah keahliannya hingga melatih ulang keahliannya.

"Segera di-training, di-upscalling hingga re-skilling supaya mereka terserap di sektor lainnya," kata Sandiaga Uno.

Baca juga: Terbukti Serap 26.850 Tenaga Kerja Kreatif, Sandiaga Genjot Pertumbuhan Film Lewat Festival

Teranyar, platform penyedia loker, Glints, salah satu perusahaan startup yang mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 18 persen pekerja dari total 1.200 lebih karyawan.

CEO Glint Oswald Yeo mengaku, langkah ini sangat sulit bagi perusahaan namun perlu dilakukan untuk memastikan pertumbuhan bisnis.

"Tentunya keputusan ini sangat sulit bagi perusahaan yang misinya membantu orang mewujudkan mimpi memiliki pekerjaan dan mengembangkan potensi mereka. Namun, justru kami lebih sulit karena terkena dampaknya," tulis Oswald Yeo sebagaimana dilansir dari situs web resminya, Jumat (9/12/2022).

Namun begitu, Glints memastikan para karyawan yang terkena PHK tetap mendapatkan paket dukungan yang lebih besar dari kewajiban sesuai undang-undang tenaga kerja yang berlaku.

Perusahaan akan memberikan 1 bulan gaji untuk setiap tahun masa kerja, serta tetap memastikan bahwa perusahaan melampaui persyaratan pasar lokal.

Baca juga: Hadapi Potensi Resesi 2023, Sandiaga Ubah Fokus Pengembangan Parekraf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com