Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stafsus Erick Thohir Sebut Nilai Korupsi Dana Pensiun BUMN Mencapai Sekitar Rp 10 Triliun

Kompas.com - 26/01/2023, 20:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan nominal penyelewengan atau korupsi dana pensiun perusahaan BUMN mencapai sekitar Rp 10 triliun.

"Rp 10 triliunan lah, ada segitu," kata Arya saat ditemui di Sarinah, Kamis (26/1/2023).

Arya mengatakan, setelah Menteri BUMN Erick Thohir menyebut terdapat 65 persen lembaga dana pensiun BUMN yang sakit, saat ini lembaga-lembaga tersebut mulai melakukan perbaikan.

"Jadi saat ini kita betul-betul lakukan perbaikan yang benar ini. Ada beberapa BUMN yang melakukan perbaikan. Ada perubahanlah dibanding sebelumnya," ujar Arya.

Baca juga: Wamen BUMN: Pengelola Dana Pensiun Harus Paham Investasi

Arya mengatakan, kebanyakan masalah yang muncul dalam penyelewangan dana pensiun adalah masalah tata kelola yang masih kurang. Menurutnya, dalam melakukan investasi, perlu ada campur tangan dari perusahaan, yang selama ini tidak dilakukan.

"Kebanyakan masalah investasi, salah satu yang tata kelola yg kurang adalah pemberi kerja yaitu BUMN-nya sendiri. (Mereka) tidak mengarahkan dan juga enggak diminta approval, apakah boleh investasi (disini) atau enggak," jelasnya.

"Jadi semua keputusan ada di dana pensiunnya, bukan di pemberi kerja. Di situlah terjadi kesalahan, di situlah terjadi ruang-ruang yang akhirnya tata kelolanya enggak benar," tambahnya.

Baca juga: Ada Dugaan Penyelewengan, Seluruh Dana Pensiun BUMN Diaudit

 


Arya menambahkan, pihaknya juga tidak tau mengapa pemberj kerja tidak dilibatkan dalam keputusan inveatasi lembaga dana pensiun. Arya menyebut beberapa sektor yang tersangkut perkara tata kelola dana pensiun ini terjadi pasa sektor seperti telekomunikasi hingga perbankan.

"Sekarang sih, gini ya mereka juga setelah itu langsung mulai perbaikan. Mulai makin ketat. Seperti sektor telekomunikasi, perbankan sudah mulai ketat, dan CFO, Direktur Keuangan, dan Direktur SDM harus ikutan," tambahnya.

Hingga saat ini, lembaga dana pensiun BUMN tengah menjalani audit. Arya mengatakan, proses audit akan memakan waktu lama, apalagi jumlah lembaga dana pensiun tersebut sangat banyak dengan nilai penyelewengan yang juga besar.

Baca juga: Erick Thohir Minta Direksi Dana Pensiun Belajar dari Kasus ASABRI dan Jiwasraya: Jangan Mewariskan Masalah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com