Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AGROINDUSTRI

Tembus Peringkat Ke-3 Terbaik di Dunia, Pupuk Kaltim Bertekad Lanjutkan Komitmen Penerapan ESG

Kompas.com - 06/02/2023, 17:35 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) berhasil meraih posisi ketiga dari 67 perusahaan pada subindustri agricultural chemicals di seluruh dunia berdasarkan penilaian Environmental, Social, and Governance (ESG) Risk Rating per Selasa (17/1/2023).

Sementara, dari 540 perusahaan industri kimia di dunia, Pupuk Kaltim berada di peringkat ke-40 serta posisi ke-4.975 dari 15.635 perusahaan di seluruh dunia.

Prestasi tersebut didapat berdasarkan skor Morningstar Sustainalytics sebesar 21,9 dari ESG Risk Rating. Skor ini menunjukkan bahwa Pupuk Kaltim memiliki risiko medium dalam mengalami dampak keuangan material dari faktor-faktor ESG.

Adapun penilaian tersebut juga menempatkan Pupuk Kaltim di atas beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain yang diasesmen ESG Risk Rating.

Sebagai informasi, ESG Risk Rating mengukur angka capaian Pupuk Kaltim melalui dua faktor penilaian, yakni exposure dan management. Exposure didefinisikan sebagai kerentanan perusahaan terhadap risiko ESG. Sementara itu, management merujuk pada aksi yang diambil perusahaan untuk mengatasi masalah terkait ESG.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menyampaikan bahwa pengimplementasian prinsip ESG dalam sebuah perusahaan sangat penting. Memasuki usia ke-45, ESG menjadi suatu keharusan yang sudah dijalankan Pupuk Kaltim sejak dulu, bahkan sebelum istilah ESG lahir.

Menurutnya, Pupuk Kaltim selalu memperhatikan aspek lingkungan dan manfaat perusahaan bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar.

Baca juga: Fasilitasi Pendidikan Layak bagi Anak, Pupuk Kaltim Kembali Buka Program Beasiswa PKTPP

“Dengan menempati posisi ke-3 dari perusahaan pada bidang agricultural chemical di dunia, Pupuk Kaltim telah menorehkan capaian yang membanggakan dan harus kami pertahankan,” ujar Rahmad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (6/2/2023).

Rahmad melanjutkan bahwa komitmen Pupuk Kaltim terhadap ESG telah diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan. Terkait prinsip environment, perseroan telah melakukan penanaman 53.000 mangrove pada November 2022 dan penanaman 2.810 bibit pohon mangrove.

“Pupuk Kaltim telah menggunakan kendaraan listrik pada kegiatan operasional perusahaan serta pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap yang mampu menghemat 20-30 persen kebutuhan energi di area perkantoran,” ujarnya.

Pada penerapan prinsip social, lanjut Rahmad, perseroan bekerja sama dengan pihak eksternal, baik komunitas, instansi dan lembaga pemerintahan, maupun masyarakat sekitar.

Dalam program penanaman bibit pohon pada program Community Forest, misalnya, Pupuk Kaltim bekerja sama dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Rahmad memaparkan bahwa selain bertujuan untuk penyerapan emisi karbon, program Community Forest juga ditargetkan untuk melindungi keanekaragaman hayati, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi penanaman, dan memberi nilai tambah ekonomi pada lahan yang kurang produktif.

Baca juga: Bangun Pabrik di Fakfak, Ini Target Pupuk Kaltim

Pada program tersebut, Pupuk Kaltim memberikan pengetahuan tentang pemeliharaan dan pendistribusian hasil panen tanaman langsung kepada masyarakat.

Tak hanya itu, Pupuk Kaltim juga memiliki program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur) terkait penerapan prinsip social ESG. Hingga Desember 2022, perusahaan berhasil membina lebih dari 30.577 petani dengan luas tanam mencapai 66.136 hektare (ha).

Pupuk Kaltim memiliki program Makmur terkait penerapan prinsip social ESG. DOK. Pupuk Kaltim. Pupuk Kaltim memiliki program Makmur terkait penerapan prinsip social ESG.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com