Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapasitas Pabrik Pupuk Indonesia 13,9 Juta Ton, Stok Pupuk Subsidi Diklaim Aman

Kompas.com - 13/03/2023, 16:58 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) mengklaim mampu memenuhi kebutuhan produksi pupuk bersubsidi. Hal ini didukung kapasitas produksi yang dimiliki perseroan mencapai 13,9 juta ton.

SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia Wijaya Laksamana mengatakan, dari total kapasitas produksi tersebut mencakup pupuk Urea 8,5 juta ton, pupuk nitrogen, phospat, dan kalium (NPK) 3,5 juta ton, serta sisanya jenis pupuk lainnya.

"Kapasitas produksi kita mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pupuk subsidi," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (13/3/2023).

Ia menjelaskan, dari total kapasitas produksi itu, Pupuk Indonesia memproduksi pupuk bersubsidi jenis Urea sebanyak 4,7 juta ton dan NPK sebanyak 3,2 juta ton. Selebihnya, yakni 3,8 juta ton pupuk Urea dan 0,3 juta ton pupuk NPK untuk dijual komersil.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Petrokimia Gresik Siapkan Stok Pupuk Bersubsidi 294.466 Ton

Seperti Urea, selebihnya dijual komersil ke ritel petani, perusahaan-perusahaan sawit, hingga industri. Adapun Urea sendiri tak hanya berfungsi sebagai pupuk, tapi juga sering digunakan industri sebagai lem kayu.

"Kan kita harus berbisnis juga, jadi sisanya kita jual dengan harga komersil," kata Wijaya.

Lebih lanjut, ia mengakui, khusus produksi NPK memang cukup menantang saat ini. Lantaran, sebagian bahan bakunya yang masih impor jadi terganggu akibat perang Rusia dan Ukraina.

Baca juga: Petani Keluhkan Pupuk Subsidi Mahal dan Sulit Didapatkan, Kementan: Harus Terdaftar di Simluhtan

Dia menjelaskan, salah satu kandungan NPK, nitrogen, berasal dari Urea yang bahannya bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Namun, berbeda dengan dua kandungan lainnya, yakni kalium dan fosfor yang menjadi senyawa phospat, jumlahnya sedikit di dalam negeri sehingga harus dipenuhi dari impor.

Kebutuhan fosfor sendiri dipenuhi melalui impor dari negara Timur Tengah dan China. Sementara, untuk kalium biasanya impor dari Rusia dan Belarusia.

"Selama perang kemarin, sepertiga kebutuan dunia hilang. Jadi otomatis harganya memang gila-gilaan. Normalnya mungkin sekitar di angka 300-400 dollar AS per ton, tapi kemaren bisa sampai 1.200 dollar AS per ton, naik 2-3 kali lipat," papar dia.

Baca juga: Ombudsman Sebut Stok Pupuk Bersubsidi Melimpah di Kabupaten Banyuasin


Meski menghadapi tantangan semakin mahalnya bahan produksi pupuk akibat rantai pasoknya yang terganggu di global, Wijaya memastikan produksi pupuk subsidi tetap aman hingga akhir tahun nanti.

"Kami pastikan kebutuhan bahan baku sampai akhir tahun ini bisa dibilang relatif aman, sudah tidak terpengaruh perang itu," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com