Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Bersih NICL Naik 230 Persen Jadi Rp 150 Miliar pada 2022

Kompas.com - 04/04/2023, 19:33 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen nikel PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 230 persen menjadi Rp 150 miliar sepanjang tahun 2022, dibanding tahun 2021 sebesar Rp 45,5 miliar.

Perolehan laba bersih ditopang oleh pertumbuhan penjualan 170 persen menjadi Rp 1,13 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 419 miliar. Adapun laba usaha, NICL mencatatkan peningkatan yang signifikan yakni sebesar 208 persen dari sebesar Rp 59,4 miliar menjadi sebesar Rp 183 miliar.

”Kami bersyukur apa yang telah kami persiapkan dan kami usahakan di tahun 2022. Perseroan mencapai kinerja yang memuaskan. Peningkatan tersebut ditopang terutama oleh kenaikan volume penjualan dan harga nikel dunia," kata Ruddy Tjanaka, Direktur Utama NICL dalam siaran pers Selasa (4/4/2023).

Baca juga: KKP Setop Proyek Reklamasi Tambang Nikel di Morowali, Ini Alasannya

Dari sisi neraca, total asset NICL mencatatkan pertumbuhan sebesar 44 persen dari Rp 417 miliar menjadi sebesar Rp 600 miliar pada tahun 2022. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan ekuitas sebesar 43 persen dari sebesar Rp 347 miliar menjadi sebesar Rp 497 miliar.

"Peningkatan kinerja operasional dan keuangan Perseroan ini akan menambah nilai bagi pemegang saham Perseroan," ungkap Ruddy.

Ruddy mengungkapkan, pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan ekplorasi berkelanjutan serta menjaga prinsip konservasi mineral melalui optimasi pemanfaatan bijih nikel yaitu memanfaatkan sumberdaya mineral dan melakukan diversifikasi produk.

Baca juga: Tak Kantongi Izin Reklamasi, KKP Segel Proyek Tambang Nikel di Morowali

Untuk mendorong kinerja, NICL juga melakukan diversifikasi produk dengan pembagian berdasarkan persentasi kadar nikel yang terkandung dalam bijih menjadi bijih kadar rendah, bijih kadar menengah dan bijih kadar tinggi (Low Grade, Middle Grade, dan High Grade).

Perseroan juga melakukan pemanfaatan bijih kadar rendah (low grade) dengan melakukan optimalisasi cut off grade sehingga bijih kadar rendah yang sebelumnya dianggap waste dapat diolah dan dipasarkan.

”Pada tahun 2023, perseroan akan fokus untuk meningkatkan produksi nikel dari sebelumnya sebesar 2,1 juta ton menjadi sebesar 2,6 juta ton. Kami sudah memperoleh persetujuan RKAB dari ESDM untuk rencana peningkatan produksi kami," ujarnya.

Baca juga: Smelter Nikel di Kolaka Ditargetkan Rampung pada 2024

Ruddy mengungkapkan pihaknya akan berfokus untuk menambah cadangan nikel baik melalui optimalisasikan dari di wilayah IUP Perseroan di Morowali maupun wilayah IUP anak perusahaan di Konawe. Selain itu, NICL juga akan mencari peluang IUP baru baik secara organic maupun an-organic untuk mendukung rencana Perseroan diatas.

"Dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap hilirisasi nikel serta partisipasi aktif masyarakat lingkar tambang, kami yakin dapat mencapai rencana bisnis yang telah disusun tahun ini," kata Ruddy.

Baca juga: Pengembangan Smelter Nikel di RI Terganjal Masalah Pendanaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Whats New
Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Whats New
Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Whats New
Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Whats New
Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Whats New
Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

Whats New
14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

Work Smart
Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Whats New
Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Whats New
Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com