Realisasi Anggaran OJK Capai 26,2 Persen pada Kuartal I-2023

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki pagu anggaran sebesar Rp 7,45 triliun pada 2023.

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara mengatakan, sampai akhir kuartal I-2023 atau 31 Maret 2023, realisasi anggaran OJK telah mencapai Rp 1,95 triliun. Angka tersebut mencakup sekitar 26,2 persen dari total pagu anggaran OJK.

Berdasarkan jenis belanjanya, OJK sendiri memiliki empat jenis kegiatan yakni untuk operasional, administasi, pengadaan aset, dan pendukung lainnya.

Baca juga: OJK Terima 4.852 Pengaduan Konsumen Sampai Maret 2023, Paling Banyak dari Sektor IKNB

Per 31 Maret 2023, realisasi anggaran untuk kegiatan operasional adalah sebanyak Rp 96,57 miliar atau 13,07 persen.

Selain itu, realisasi anggaran OJK untuk belanja administratif telah mencapai Rp 1,77 triliun atau telah mencakup sekitar 29,47 persen.

"Realisasi anggaran ini sebagaian besar memang untuk remunerasi, pengembangan sumber daya manusia (SDM), pemeliharaan aset, dan anggaran perpajakan OJK," kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (4/4/2023).

Baca juga: OJK Beri Waktu Tambahan Kresna Life Kumpulkan Persetujuan Pemegang Polis

Ia menambahkan, realisasi anggaran OJK untuk pengadaan aset sampai kuartal I-2023 ini adalah sebanyak Rp 79,9 miliar, atau 11,75 persen dari total anggaran.

Lebih lanjut, Mirza juga memerinci realisasi anggaran untuk tiap-tiap bidang.

Realisasi bidang perbankan misalnya telah mencapai sebesar Rp 372,16 miliar, atau mencakup 34,51 persen dari total anggaran.

Sementara, dari bidang pasar modal, realisasi anggaran OJK telah mencapai Rp 167,2 miliar, atau mencakup 30,71 persen dari total anggaran.

Baca juga: IPO Amman Mineral Dikabarkan Tertunda, OJK: Masih Berlanjut

Sedangkan, realisasi anggaran untuk bidang industri keuangan Non Bank (IKNB) sebesar Rp 203,3 miliar, atau mencakup 38,34 persen dari total anggaran.

Selanjutnya, bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) total realisasinya mencapai Rp 68,7 miliar atau 26,13 persen dari total anggaran.

Kemudian untuk audit internal, manajemen risiko dan pengendalian kualitas (ARK), realisasi anggaran mencapai Rp 35,8 miliar atau mencakup 27,2 persen dari total anggaran.

Baca juga: OJK: Dampak Masalah Bank di AS dan Eropa Relatif Terbatas pada Perbankan Indonesia