Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Pandemi dan Minim Pembangunan, Harga Sewa Rumah di Singapura Meroket

Kompas.com - 13/04/2023, 22:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Penduduk asing di Singapura terus merasakan kesulitan karena harga sewa rumah melambung tinggi.

Angka ini tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera kembali ke tingkat pra-pandemi.

Baik menyewa kamar, apartemen, atau rumah, ekspatriat lama yang tinggal di Singapura merogoh kocek dalam-dalam dan membuat perubahan drastis untuk mengatasi kenaikan harga sewa.

Baca juga: SPSL Berikan Diskon Tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing Selama 14-30 April 2023, Cek RInciannya

Menurut data dari indeks sewa Urban Redevelopment Authority Singapura, harga semua properti hunian pribadi melonjak 29,7 persen tahun ke tahun pada tahun 2022, atau tertinggi sejak 2007.

Beberapa orang asing yang tinggal di sini mengatakan tuan tanah mereka mungkin memanfaatkan pasar properti yang terlalu panas untuk mendongkrak harga. Beberapa tuan tanah justru menggandakan harga sewa.

Kepala penelitian Asia-Pasifik di Knight Frank Christine Li mengatakan, laju kenaikan sewa tampaknya mulai melambat, tuan tanah masih dapat mengharapkan pertumbuhan harga dua digit.

Baca juga: Dapat Notasi Khusus BEI, Sinarmas MSIG Life : Tidak Berdampak pada Operasional

“Jika harga sewa terus tumbuh dengan mantap, lebih banyak orang akan menelan pil pahit dan membeli properti sebelum membayar harga sewa yang lebih tinggi,” kata dia dikutip dari CNBC, Kamis (13/4/2023).

Beberapa ekspatriat mempertimbangkan opsi lain misalnya dengan pindah ke tempat lain, meninggalkan Singapura, memperkecil ukuran hunian, membeli properti.

Salah satu pengamat Cheong dari Savills mengatakan, efek pandemi yang berkepanjangan membuat meroletnya harga sewa rumah di Singapura.

“Pertemuan berbagai faktor mulai dari Gen Y dan Z yang ingin melepaskan diri dari orang tua mereka untuk bekerja, menjaga privasi dari rumah mereka sendiri, hingga masuknya profesional asing, telah mendorong permintaan (properti),” kata dia.

Baca juga: Lowongan Kerja BCA untuk Lulusan S1 Fresh Graduate, Simak Persyaratannya

Reputasi Singapura sebagai tempat berlindung yang aman selama pandemi melonjak ketika orang asing pindah ke negara kota itu untuk menghindari tindakan keras di China dan Hong Kong.

Selain kenaikan permintaan, kekurangan tenaga kerja di industri konstruksi selama pandemi juga berkontribusi pada penundaan, memperburuk masalah persediaan di pasar perumahan.

“Di sisi penawaran, pandemi yang menyebabkan penundaan penyelesaian baru telah mengakibatkan stok unit rumah sewa yang terbatas,” tandas Cheong.

Baca juga: Kemenaker Harap Industri Smelter Jadi Industri Bermartabat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com