Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarat Perpanjangan Izin Operasi Freeport: Indonesia Minta Tambahan 10 Persen Saham

Kompas.com - 28/04/2023, 16:08 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia sedang berdiskusi terkait kemungkinan perpanjangan izin operasi PT Freeport Indonesia dengan syarat penambahan saham kepemilikan.

Indonesia sendiri saat ini menggenggam 51,2 persen saham PT Freeport Indonesia.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI Bahlil Lahadalia mengatakan, pendapatan Freeport dari tahun ke tahun semakin membaik.

Baca juga: Freeport Tambah Porsi Saham di PT Smelting Jadi 65 Persen

"Dalam laporannya, tahun 2024 potensi utang BUMN dalam mengambil alih Freeport kemungkinan besar akan lunas. Maka, pemerintah sedang memikirkan untuk melakukan perpanjangan tetapi dengan penambahan saham," ujar dia dalam konferensi pers virtual, Jumat (28/4/2023).

Ia menambahkan, pemerintah kemungkinan akan meminta penambahan saham sebesar 10 persen. Saat ini pemerintah masih dalam tahapan pembahasan terkait hal tersebut.

"Pembahasannya sudah hampir matang," imbuh dia.

Selain itu, Bahlil menerangkan, pemerintah akan memita Freeport untuk membangun smelter di Papua. Saat ini pembangunan smelter Freeport baru dilakukan di Gresik, Jawa Timur.

Ia menekankan, negara harus mendapatkan pendapatan maksimal yang dapat diupayakan.

Lebih lanjut, Bahlil membeberkan, eksplorasi di Freeport membutuhkan waktu 10-15 tahun sebelum dapat dilakukan produksi. Hal tersebut berbeda dengan tambang nikel atau batu bara.

Untuk itu, pemerintah saat ini sedang menghitung berapa jangka waktu perpanjangan yang pantas dengan melihat potensi cadangan yang masih ada.

"Jangan sampai nanti setelah 2035 itu produksinya turun, dia harus terus naik. Kalau ke depan kita bisa tambah lagi 10 persen itu bisa jadi 60 persen," ujar dia.

"Kita lagi meminta untuk penambahan itu kalau bisa tidak usah pakai, tidak ada nilai valuasinya. Kita lagi membicarakan untuk semurah mungkin BUMN atau negara bisa mengambil," tandas dia.

Baca juga: Bahlil: Volkswagen Bakal Jadi Produsen Baterai Mobil Listrik di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com