Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed Pertahankan Suku Bunga, tapi Ada Potensi Kenaikan Dua Kali di Tahun Ini

Kompas.com - 15/06/2023, 07:30 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com – Federal Reserve memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan Rabu sore, (14/6/2023) waktu setempat. Sebelumnya, The Fed melakukan kenaikan suku bunga selama 10 kali berturut-turut untuk menekan inflasi.

Dalam keputusan Komite Pasar Terbuka Federal, Fed memutuskan untuk menunda kenaikan pada pertemuan tersebut. Namun, The Fed mengisyaratkan adanya kenaikan dua perempat poin persentase sebelum akahir tahun.

“Kami telah menaikkan suku bunga sebesar lima poin persentase, dan kami terus mengurangi kepemilikan kami dengan cepat. Kami telah membahas banyak hal dan dampak dari pengetatan kami belum terasa,” kata Ketua Fed Jerome Powell dilansir dari CNBC.

Baca juga: Empat Kali Berturut-turut, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen

The Fed menyatakan, pihaknya membutuhkan waktu enam minggu lagi untuk melihat dampak dari langkah kebijakan dalam melawan inflasi. Kebijakan tersebut membuat suku bunga acuan the Fed tetap berada dalam kisaran taret 5 persen sampai dengan 5,25 persen.

“Mempertahankan kisaran target yang stabil pada pertemuan ini memungkinkan Komite menilai informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter,” kata Powell.

Pasar secara luas telah mengantisipasi kebijakan The Fed pada pertemuan ini, dan menyebutnya sebagai jeda yang menyiratkan rencana jangka panjang untuk mempertahankan suku bunga.

Aspek yang mengejutkan dari keputusan tersebut datang dengan ekspektasi anggota FOMC untuk suku bunga lebih jauh.

Baca juga: LPS Pertahankan Tingkat Suku Bunga Penjaminan

Selama konferensi pers, Powell mengatakan FOMC belum membuat keputusan tentang kemungkinan kenaikan lain di Juli 2023.

“Pasar mengharapkan jeda hawkish dan mereka mendapat jeda yang sangat hawkish. Mengingat pasar tenaga kerja yang kuat, The Fed memiliki ruang untuk menekan inflasi dan mereka tidak ingin melewatkan kesempatan mereka,” kata David Russell, Wakil Presiden Intelijen Pasar di TradeStation.

Inflasi melanda ekonomi AS karena berbagai faktor terkait pandemi Covid-19. Diantaranya, rantai pasokan yang tidak lancar, permintaan yang sangat kuat untuk barang-barang mahal, dan stimulus jumbo yang diberikan.

Pada saat yang sama, ketidaksesuaian penawaran-permintaan di pasar tenaga kerja telah mendorong upah dan harga lebih tinggi, sebuah situasi yang berusaha diperbaiki oleh Fed melalui pengetatan kebijakan yang mencakup kenaikan tarif dan pengurangan lebih dari setengah triliun dollar aset negara.

Baca juga: BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75 Persen, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com