Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejolak Rusia Kerek Harga Minyak Dunia

Kompas.com - 27/06/2023, 08:44 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah menguat tipis pada akhir perdagangan Senin (27/6/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB, setelah sepanjang sepekan lalu turun sekitar 3,6 persen karena kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Kini harga minyak mentah naik tipis karena pelaku pasar mempertimbangkan potensi terjadinya gangguan pasokan menyusul ketidakstabilan politik di Rusia, serta kekhawatiran mengenai pertumbuhan permintaan global.

Seperti diketahui Rusia merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia, sehingga kondisi negara itu dapat mempengaruhi pergerakan harga minyak mentah dunia.

Mengutip Business Times, harga minyak mentah Brent naik 0,5 persen atau 33 sen AS menjadi sebesar 74,18 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,3 persen atau 21 sen AS menjadi sebesar 69,37 dollar AS per barrel.

Baca juga: OPEC Sebut Permintaan Minyak Akan Tembus 110 Juta Barel per Hari di 2045

Bentrokan yang terjadi antara militer Rusia dan kelompok tentara bayaran Wagner Group dapat dihindari pada Sabtu kemarin, setelah tentara bayaran bersenjata lengkap menarik diri dari kota Rostov di Rusia selatan.

Konflik mendingin usai Presiden Belarus Alexander Lukashenko berbicara dengan Pemimpin Wagner Group Yevgeniy Prigozhin atas izin Presiden Rusia Vladimir Putin.

Analis Price Futures Group Phil Flynn menilai, ketidakstabilan politik Rusia dapat memperburuk kekurangan pasokan minyak mentah di pasar global pada bulan-bulan mendatang.

Hal ini mengingat kebijakan Arab Saudi yang akan memangkas produksi minyaknya sebesar 1 juta barrel per hari mulai Juli 2023. Terlebih, adanya risiko produksi mintak Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dan segera berakhirnya rilis cadangan strategis AS.

"Kenyataannya, (kekacauan Rusia) adalah risiko lain terhadap kepuasan di pasar yang telah memperhitungkan penurunan permintaan di masa depan untuk memenuhi penurunan pasokan yang besar," kata Flynn.

Sebagai indikator awal yang menggambarkan pasokan minyak AS di masa depan, jumlah rig minyak dan gas alam yang dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan energi AS turun selama delapan minggu berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Juli 2020, menurut laporan pada Jumat pekan lalu.

“(Di luar faktor Rusia) fokus sebaliknya adalah pada Saudi karena kerajaan itu menerapkan pengurangan produksi tambahannya untuk Juli, serta kondisi menjelang akhir pekan Hari Kemerdekaan AS dan dampaknya terhadap permintaan,” kata Analis Kpler Matt Smith.

Baca juga: Nama BBM Baru Pertamina dan Kota Pertama yang Menjualnya


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com