Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Pasar Modal Meningkat Pesat, OJK: Edukasi Perlu Terus Digalakkan

Kompas.com - 04/07/2023, 18:48 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Frederica Widyasari Dewi mengatakan, jumlah investor pasar modal di Tanah Air bertumbuh dengan pesat dalam 20 tahun terakhir

Di satu sisi pertumbuhan jumlah investor di pasar modal memang menggembirakan sejak pandemi Covid-19, namun jika tidak diimbangi dengan edukasi yang memadai, tentunya ini bisa menjadi bumerang bagi investor dalam mengambil keputusan.

“Kemarin pas pandemi kan jumlah investor meningkat pesat dan itu adalah hal yang bagus. Tapi, yang perlu terus digalakkan adalah edukasinya. Jangan sampai kemudian, saat mereka (masuk ke pasar modal) karena enggak ngerti investasi, akhirnya kapok dan enggak mau investasi lagi,” kata Frederica di Jakarta, Selasa (4/7/2023).

Baca juga: Gonjang-ganjing Ekonomi Global, OJK Jamin Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga

Dia melanjutkan, di pasar modal jumlah milenial yang berinvestasi sangat mendominasi yakni 80 persen, dengan rentang usia di bawah 40 tahun. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) total investor (stock, bonds, mutual funds) sebanyak 11.062 juta per 31 Mei 2023.

Jumlah tersebut naik 7 persen dibandingkan jumlah investor per Desember 2022 yang sebanyak 10,3 juta investor dengan mayoritas 81 persen milenial di bawah 40 tahun.

“Jadi sebenarnya generasi muda ini semakin mendominasi. Kalau dilihat angka ini sangat bergeser ya. Kalau kita bicara 15 -20 tahun yang lalu, pasar modal didominasi oleh orang – orang yang sudah mature, saat ini banyak generasi muda,” kata dia.

Baca juga: OJK Sebut Ada Tren Masyarakat Sengaja Pinjam Dana ke Pinjol Ilegal

Frederica mengatakan, jumlah transaksi di pasar modal juga saat ini semakin meningkat. Jika 15-20 tahun yang lalu nilainya hanya ratusan miliar rupiah, saat ini nilai transaksi di BEI sudah mencapai triliunan rupiah.

Dia juga menungkapkan kondisi perekonomian di Indonesia semakin baik di tengah gejolak ekonomi yang terjadi, termasuk sektor jasa keuangan.

“20 tahun yang lalu di pasar modal Indonesia tidak seperti sekarang, market masih kecil, dan transaksi hanya ratusan miliar saja, dan kalau bisa mencapai Rp 1 triliun, pasti dirayakan,” jelasnya.

“Ada banyak hal yang terjadi secara global. Kondisi kita sangat baik, bahkan ketika terjadi goncangan, sektor jasa keuangan masih sangat baik dan ekonomi Indonesia terus bertumbuh,” tambahnya.

Baca juga: OJK Bekukan Kegiatan Usaha Leasing Hewlett Packard Finance

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com