Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi Sapi Perah Sedikit, 80 Persen Susu Segar di RI Masih Impor

Kompas.com - 06/07/2023, 21:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, populasi sapi perah di Indonesia masih sedikit yaitu sekitar 592.000 ekor pada tahun ini. Hal ini berdampak pada pemenuhan bahan baku susu dalam negeri.

"Sapi perah kita cuma 592.000 (ekor) jadi masih sangat sedikit, dan rata-rata susu yang dihasilkan per ekor masih sedikit 8-12 liter," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika dalam acara Frisian Flag Indonesia (FFI) Young Progressive Farmers Academy Program di Hotel Aloft, Cilandak, Jakarta, Kamis (6/7/2023).

Putu mengatakan, produksi bahan baku susu dalam negeri baru bisa terpenuhi sekitar 20 persen. Sementara itu, 80 persen bahan baku susu diperoleh dar impor.

"80 persen kita itu (bahan baku susu) impor, bahan baku susu kita dalam negeri baru 20 persen. Jadi ini bisnis yang bagus sebetulnya," ujarnya.

Baca juga: Kerek Produksi Susu Segar, Frisian Flag Jalin Mitra 15 Koperasi Peternak Sapi Perah Lokal

Putu mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi susu dalam negeri, salah satunya dengan meningkatkan jumlah sapi perah dan produktivitasnya.

Ia mengatakan, pemerintah akan bekerja sama dengan para ahli ternak untuk melihat bibit-bibit bagus dari sapi perah.

"Kita tingkatkan produktivitasnya kayak tadi banyak dari 12 liter naik menjadi 15 liter bisa naik produktivitasnya," tuturnya.

Baca juga: Genjot Produksi Susu, Peternak Sapi Perah Didorong Jadi Anggota Koperasi

 


Lebih lanjut, Putu mengatakan, pemerintah mendorong generasi muda untuk menjadi pertenak sapi perah.

Ia mengatakan, bisnis susu segar merupakan usaha yang menjanjikan, namun, tak banyak dari generasi muda mau melakoninya.

"Ini bisnis bagus dan offtakernya juga bagus, Frisian Flag Indonesia (FFI) atau industri berbasis susu ini pertumbuhannya sangat besar, tadi FFI sendiri itu berinvestasi sebesar Rp 3,7 triliun," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com