Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilirisasi Nikel Ditentang Eropa, Mendag: Kita Mati-matian Jadi Pusat Mobil Listrik

Kompas.com - 11/07/2023, 18:10 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, pemerintah tetap konsisten dalam melakukan hilirisasi nikel.

Ia mengatakan, hilirasasi nikel akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia seiring dengan target pemerintah agar Indonesia menjadi pusat industri mobil listrik dunia.

"Pak Menko Marves Luhut B Pandjaitan, saya, dan pak Presiden (Joko Widodo) utamanya melarang ekspor nikel yang kita sebut kebijakan hilirisasi, dan itu diprotes oleh Eropa karena akan mengurangi mereka, enggak bisa bikin baterai," kata Zulkifli di PT Hyundai Motor Manufacturing, Sukamukti, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/7/2023).

Baca juga: IMF Bujuk RI Cabut Larangan Ekspor Nikel, Luhut: Ngapain Kami Tolong Negara Maju

"Dan dengan begitu kita untungnya kan ribuan kali kalau jual nikelnya satu, kalau jual baterai sudah ribuan kali (untungnya)," sambungnya.

Zulhas mengatakan, Indonesia memiliki banyak bahan baku untuk produksi baterai mobil listrik termasuk nikel.

Meski demikian, kata dia, dibutuhkan kerja sama dalam produksinya, salah satunya dengan menggandeng Australia yang memiliki lithium.

Baca juga: IMF Minta RI Hapus Larangan Ekspor Nikel, Menteri ESDM: Jangan Dong

"Oleh karena itu, kita mati-matian pusat mobil listrik itu berada di Indonesia karena kita punya sumber dayanya," ujarnya.

Lebih lanjut, dia mendorong Hyundai terus mendukung ekosistem mobil listrik di Tanah Air dan menjadi penggerak kendaraan listrik di pasar domestik dan internasional.

"Dengan begitu ekspor meningkat dan kita menguasai pasar dunia, barulah Indonesia menjadi negara maju dan pusat mobil listrik tercapai," ucap dia.

Baca juga: Sri Mulyani Tolak Rekomendasi IMF soal Pencabutan Larangan Ekspor Nikel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com