Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkara Merosotnya Rangking Logistik RI yang Bikin Luhut Mencak-mencak

Kompas.com - 20/07/2023, 09:29 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - World Bank atau Bank Dunia baru saja merilis laporan Logistics Performance Index (LPI). Kabar buruknya, dalam laporan itu peringkat Indonesia merosot cukup tajam.

Bank Dunia merangking Indonesia berada di posisi 63 pada 2023 atau merosot tajam 17 peringkat dari posisi 46 pada 2018. Penurunan rangking ini ibarat mencoreng muka pemerintah Indonesia.

Karena sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah mengklaim terus memperbaiki konektivitas dan mengurangi ongkos logistik di dalam negeri dengan pembangunan berbagai macam infrastruktur transportasi.

Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengaku mempertanyakan penyusunan laporan LPI tersebut.

Baca juga: Bantahan Luhut dan Erick Thohir Keruk Untung dari Bisnis PCR PT GSI

Luhut bilang, laporan tersebut justru bertolak belakang dengan klaim keberhasilan pemerintah dalam menekan biaya logistik hingga delapan persen, dari sebelumnya 23,9 persen pada 2019 menjadi 16 persen pada 2023.

Bahkan biaya logistik bisa terus diturunkan dengan target hingga 10 persen dalam beberapa tahun mendatang. Selain itu, pemerintah Indonesia juga mengklaim kalau pelabuhan di Tanah Air juga sudah masuk dalam deretan yang terbaik di dunia.

Luhut menyebut, penilaian Bank Dunia bisa dibilang tidak adil. Karena sebagai negara kepulauan, kuantitas pelabuhan di Indonesia terbilang sangat banyak dengan beberapa di antaranya memang diakui masih belum terurus, terutama di kawasan terpencil.

"Saya terus terang enggak fair juga dong kamu (Bank Dunia) nilai satu pelabuhan dengan katakanlah 34 atau 116 pelabuhan, kita angkanya banyak ini, tergantung strata tingkatan kualitas pelabuhannya," beber Luhut dikutip pada Kamis (20/7/2023).

Baca juga: Pendiri PT GSI Blak-blakan Awal Mula Bisnis PCR dan Keterlibatan Luhut

Lantaran tak terima dengan hasil laporan LPI tersebut, ia mengaku bakal meminta klarifikasi secara langsung perwakilan ke Bank Dunia.

"Setelah vakum lima tahun, logistics performance index kita kembali dirilis oleh World Bank. Nanti akan saya undang itu World Bank, mau tanya di mana kelemahan kita supaya kita tahu diperbaiki," kata Luhut.

Ia berujar, rasa kekecewaan yang diluapkannya merespon laporan LPI tersebut bukan berarti pemerintah Indonesia saat ini anti-kritik. Tapi menurutnya, penilaian tersebut dinilainya kurang akurat.

"Kita juga tidak menutup diri terhadap kritik, tapi yang jelas cost itu kita berhasil menurunkan dengan digitalisasi yang kita canangkan. Jadi kita lakukan itu sehingga efisiensi dalam pelabuhan sekarang kecepatannya jauh lebih cepat," ujar Luhut.

Baca juga: Blak-blakan Erick Thohir soal Bisnis PCR PT GSI Milik Kakaknya

Metode penilaian

Sebagai informasi saja, survei LPI dilakukan secara indenpenden oleh Bank Dunia terhadap 139 negara. Setidaknya, ada enam indikator yang diukur, yakni kepabeanan, infrastruktur, pengiriman internasional, kompetensi dan kualitas logistik, timelines, dan tracking and tracing.

Untuk kepabeanan, skor Indonesia sebetulnya naik dari 2,67 (2018) menjadi 2,8 (2023). Untuk infrastruktur skornya tetap sama yakni 2,9.

Sementara untuk skor pengiriman internasional mengalami penurunan dari 3,23 (2018) menjadi 3 (2023). Begitu juga dengan kompetensi dan kualitas logistik di Indonesia skornya turun dari 3,10 (2018) menjadi 2,9 (2023).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com