Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Heran Menkeu Kerap Disalahkan Saat Terjadi Krisis Keuangan

Kompas.com - 26/07/2023, 08:23 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku heran menteri keuangan (Menkeu) kerap disalahkan saat terjadi krisis keuangan. Sebab kata dia, pihak yang justru menyebabkan sejumlah krisis tidak disinggung.

Pihak yang dimaksud oleh Sri Mulyani ialah para profesional keuangan yang terdiri dari akuntan hingga aktuaria. Profesi tersebut dinilai sangat menentukan arah perekonomian suatu negara.

"Profesi keuangan itu menentukan banget, ekonomi suatu negara maju terus, sehat terus sustainable, atau maju terus kelihatannya sehat kemudian ambles," kata dia dalam Opening Ceremony Profesi Keuangan Expo 2023, Selasa (25/7/2023).

Baca juga: Sri Mulyani: Krisis Keuangan Berasal dari Salah Membuat Asesmen

Bahkan, bendahara negara bilang, sejumlah krisis keuangan yang terjadi dalam skala internasional kerap kali disebabkan oleh profesional keuangan yang salah melakukan asesmen. Contoh krisis yang disebabkan profesional keuangan ialah krisis 1998 di kawasan Asia Tenggara dan krisis global 2008-2009.

Akan tetapi ketika krisis tersebut terjadi, para profesional keuangan tidak disorot. Justru kata Sri Mulyani, menteri keuangan yang kerap disalahkan publik.

"Herannya, kalau terjadi krisis keuangan, anda enggak pernah disebut. Waktu krisis keuangan 1997-1998 emangnya IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang ditanyain, enggak juga. Padahal banyak representasi yang salah banget," tuturnya.

Baca juga: Sri Mulyani: Kondisi Global Menunjukkan Pelemahan yang Semakin Terlihat

"Yang dimarahin (saat terjadi krisis keuangan) menteri keuangan, sering yang 'cuci piring'," sambungnya.

Dengan melihat sejarah krisis yang terjadi, Sri Mulyani menekankan pentingnya peranan profesional keuangan menjaga perekonomian suatu negara. Profesional keuangan dituntut memiliki kapabilitas yang memadai untuk menyelesaikan berbagai transaksi ekonomi nasional.

Di sisi lain, profesional keuangan juga harus mengedepankan integritas. Hal ini diperlukan agar profesional keuangan tidak mengorbankan kepentingan bersama demi kepentingan individu.

"Profesi keuangan harusnya punya kompetensi yang semakin memadai, mampu melihat dan menata risiko, mampu untuk menyampaikan data dan informasi secara akurat dan kredibel, serta memilki integritas," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Pesan Sri Mulyani Jelang Pilpres: Boleh Berbeda Pilihan, tapi Harus Tetap Rasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com