Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Isu Prioritas RI dalam Pertemuan ASEAN-BAC 2023

Kompas.com - 08/08/2023, 20:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menyebutkan, ada lima isu prioritas dan delapan legacy project yang akan dibahas pada pertemuan Dewan Bisnis ASEAN 2023 yang berlangsung pada 1-4 September 2023.

Isu prioritas itu terdiri dari transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan, keamanan pangan, dan fasilitas investasi serta perdagangan.

"Prioritas pertama kami adalah transformasi digital, di mana kami memprioritaskan kepentingan UMKM dalam mempercepat integrasi ekonomi, baik dalam bentuk konektivitas sistem pembayaran maupun platform pendanaan bagi usaha. Dalam prioritas ini kami memiliki tiga legacy project," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Baca juga: Imbas Indeks Performa Logistik RI Turun, Kadin Minta Bank Dunia Hitung Ulang 4 Indikator

Prioritas kedua menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan untuk mencapai ekonomi net zero. ASEAN Net Zero Hub merupakan wadah untuk membantu dan merangkul sektor swasta untuk bersama-sama mencapai net zero emission.

"Setelah bertemu banyak pebisnis di kawasan, kami sudah mengidentifikasi sekitar 130 perusahaan di kawasan ASEAN yang mampu berbagi informasi mengenai praktik terbaik untuk mengurangi emisi GHG dan mencapai net zero," jelasnya.

Prioritas ketiga, ketahanan kesehatan. Arsjad yang juga Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini menilai, pandemi Covid-19 membuktikan bahwa ketahanan kesehatan masyarakat ASEAN perlu ditingkatkan, baik dari segi infrastruktur, akses, teknologi maupun pendanaan.

Baca juga: Bos Kadin Dukung Ekspor Pasir Laut, tapi soal Lingkungan Harus Diperhatikan

"Kami membangun jaringan kemitraan yang kuat untuk mendukung ASEAN One Shot Campaign, dengan Kalbe, Takeda, Gavi Alliance for Health, dan Moderna sebagai mitra kesehatan dan dengan beberapa perusahaan lainnya untuk memperkuat jaringan ASEAN One-Shot Campaign," ujarnya.

Selanjutnya adalah food security atau ketahanan pangan. Melalui praktik pertanian berkelanjutan, sistem informasi yang lebih baik dan mekanisme peningkatan gizi, Indonesia berupaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan stabilitas ketersediaan pangan di ASEAN.

"Legacy project dalam prioritas ketahanan pangan kami adalah Inclusive Closed Loop Model for Agricultural Products, di mana kami memberdayakan UMKM dan petani dengan memberikan akses keuangan, pengetahuan, teknologi, dan akses pasar, tentunya untuk memperkuat dan memberlanjutkan sumber daya pangan kami," ucap Arsjad.

Baca juga: Ketua Kadin: 23 Juta Pekerjaan Terancam Punah pada 2030

Prioritas terakhir, fasilitas investasi dan perdagangan. Menurutnya, dengan mempromosikan perdagangan dan investasi intra-ASEAN, bertujuan untuk mencapai harmonisasi perjanjian perdagangan dan mendorong lingkungan yang kondusif untuk menerapkan interaksi perdagangan dan investasi yang adil dan menguntungkan.

"Fokus kami adalah mengurangi hambatan non-tarif, meningkatkan dampak perjanjian perdagangan bebas, dan mempromosikan insentif bagi bisnis untuk semakin berinvestasi di negara-negara kawasan," tutur Arsjad.

Selain itu, Arsjad bilang siap merealisasikan ASEAN Business Roadmap Towards Epicentrum of Growth. Business Roadmap merupakan upaya nyata ASEAN-BAC untuk berkontribusi positif pada visi keketuaan ASEAN Indonesia tahun ini dan dalam rangka menyusun ASEAN Vision 2045.

"Saya akan menyerahkan langsung kepada Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, ASEAN Business Roadmap Towards Epicentrum of Growth. ASEAN-BAC membangun bisnis yang nyata, tidak hanya sebatas konsep," pungkasnya.

Baca juga: BERITA FOTO: Kadin Gandeng Serikat Pekerja Luncurkan Platform Pelatihan Digital

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com