Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Indeks Performa Logistik RI Turun, Kadin Minta Bank Dunia Hitung Ulang 4 Indikator

Kompas.com - 20/07/2023, 15:59 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap Bank Dunia (World Bank) menghitung ulang penilaian Indeks Performa Logistik (Logistics Performance Index/LPI) Indonesia periode 2023.

Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia Akbar Djohan mengatakan, Bank Dunia perlu meninjau kembali penilaian LPI Indonesia periode 2023, terutama pada empat indikator yang mengalami penurunan.

Pasalnya, penilaian Bank Dunia tersebut dinilai tidak menyesuaikan dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

"Jadi empat pilar itu harus diukur kembali, harus diukur kembali supaya ada benchmarking yang tepat dan juga bisa menggambarkan situasi yang konkrit," ujar Akbar saat ditemui di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Kamis (20/7/2023).

Baca juga: Bos Kadin Dukung Ekspor Pasir Laut, tapi soal Lingkungan Harus Diperhatikan

Sebagai informasi, LPI Indonesia 2023 yang dirilis Bank Dunia menunjukkan dari enam indikator penilaian, empat indikator mengalami penurunan dan dua indikator lainnya mengalami kenaikan. Hal ini membuat peringkat LPI Indonesia turun dari ke-45 dunia menjadi ke-63.

Adapun empat indikator yang mengalami penurunan, yaitu international shipments, logistics competence and quality, timelines, dan tracking and tracing mengalami penurunan. Sementara dua indikator yang mengalami kenaikan, yakni customs dan infrastructure.

Baca juga: Luhut: Bank Dunia Enggak Fair soal Indeks Performa Logistik

Dibandingkan dengan Singapura

Akbar menjelaskan, pada indikator international shipment misalnya, Bank Dunia tidak bisa membandingkan international shipping Singapura dengan Indonesia lantaran Indonesia merupakan tujuan akhir dari pengiriman sedangkan Singapura hanya sebagai tempat transit atau hub.

"Dari situ saja kita lihat, seharusnya bisa diukur dengan aspek negara kepulauannya," ucapnya.

"Negara kepulauan kita itu 17.500 pulau. Bagaimana standardisasi pelabuhan, itu yang harus kita kejar. Bagaimana ada dashboard yang bisa menyajikan secara transparan dan real time sehingga stakeholders setempat bisa melakukan kebijakannya secara cepat dan tepat," jelasnya.

Baca juga: Disorot Luhut, Ini Alasan Bank Dunia Turunkan Indeks Performa Logistik Indonesia

Soal LPI 2023, Luhut nilai Bank Dunia tidak fair

LPI Indonesia periode 2023 menjadi sorotan setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut keputusan Bank Dunia untuk menurunkan skor Indeks Performa Logistik tidak adil.

Sebab, Indonesia memiliki banyak pelabuhan dengan standar atau kelas yang bervariasi.

"Saya terus terang enggak fair juga dong kamu (Bank Dunia) nilai satu pelabuhan dengan katakanlah 34 atau 116 pelabuhan, kita angkanya banyak ini, tergantung strata tingkatan kualitas pelabuhannya," ujar Luhut, dikutip dari kanal YouTube Stranas PK Official, Rabu (19/7/2023).

Oleh karenanya, Luhut berencana mengundang perwakilan Bank Dunia untuk membahas Indeks Performa Logistik nasional. Dalam pembahasan itu, ia ingin mengetahui kelemahan kinerja logistik Tanah Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com