Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kripto Ramai Disebut Usai Kasus Mahasiswa UI Bunuh Junior, Simak Pergerakannya Sepanjang 2023

Kompas.com - 08/08/2023, 19:30 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aset kripto belakangan ramai dibicarakan oleh masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari kasus mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Altafasalya Ardnika Basya (23) yang membunuh juniornya, MNZ (19).

Altaf mengaku membunuh korban untuk merampas barang berharga miliknya. Hal itu dilakukan karena pelaku terjerat utang pinjaman online setelah merugi dari trading kripto.

Lantas bagaimana sebenarnya pergerakan aset kripto yang telah membuat Altaf merugi?

Baca juga: Pembunuh Mahasiswa UI Mengaku Rugi Rp 80 Juta Gara-gara Investasi Kripto

Melansir data CoinDesk, pasar kripto bergerak fluktuatif cenderung menguat sejak awal tahun 2023. Hal ini terefleksikan dari pergerakan kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin.

Pada awal tahun ini, harga Bitcoin diperdagangkan di kisaran 16.500 dollar AS per keping. Sementara itu, pada 8 Agustus Bitcoin diperdagangkan di kisaran 29.100 dollar AS per keping. Dengan demikian, sejak awal tahun ini Bitcoin telah menguat sekitar 76,36 persen.

Meskipun secara tahun kalender menguat, pergerakan kripto memang sangat fluktuatif. Pada pertengahan Juli lalu, harga Bitcoin sempat menguat signifikan dan menyentuh level 31.000 dollar AS per keping. Namun setelah itu harga Bitcoin terus merosot hingga menyentuh 29.100 dollar AS per keping.

Sementara itu, jika dilihat selama sepekan, pergerakan Bitcoin cenderung mendatar. Data menunjukan, selama sepekan Bitcoin bergerak pada rentang 28.590 dollar AS hingga 30.045 dollar AS per keping.

Baca juga: Izin Usaha Pedagang Bitcoin dkk Bakal Dicabut jika Tak Masuk Bursa Kripto

 


Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menilai, pergerakan kripto yang mendatar tidak terlepas dari aksi wait and see para investor. Para investor masih menunggu dan mencermati data-data perekonomian Amerika Serikat (AS) untuk menentukan langkah ke depannya.

Salah satu data yang ditunggu oleh pasar ialah arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Siklus pengetatan kebijakan moneter The Fed diproyeksi semakin mendekati akhir.

"The Federal Reserve akan mempertimbangkan untuk menunda menaikkan suku bunga pada pertemuan FOMC September mendatang setelah kenaikan seperempat poin persentase bulan lalu," tutur Panji, dalam keterangannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com