Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Investasi di Sektor Kesehatan RI Terbuka Lebar

Kompas.com - 03/09/2023, 19:33 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan peluang investasi di sektor kesehatan Indonesia terbuka lebar. Ia meyakini pelaku usaha yang berinvestasi di sektor kesehatan RI akan mendapatkan keuntungan signifikan.

"Jika anda ingin berinvestasi mendapatkan keuntungan berkali lipat atau anda ingin berinvestasi untuk kehidupan, kebanyaan orang akan berinvestasi untuk kehidupan," ucapnya dalam ASEAN Investment Forum 2023 Day 2, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (3/9/2023).

Peluang investasi di sektor kesehatan RI terbuka karena rata-rata pengeluaran masyarakat Indonesia untuk kesehatan sebesar 132 dollar AS, atau setara sekitar Rp 2,01 juta (asumsi kurs Rp 15.250 per dollar AS) per tahun. Nilai ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.

Baca juga: Menkes: Bonus Demografi Harus Dimanfaatkan, Pilih Pemimpin Tepat Tahun Depan

"Pengeluaran rata-rata masyarakat Indonesia untuk sektor kesehatan sebesar 132 dollar AS per tahun. Dan hasilnya rata-rata usia harapan 72 tahun," ujar

Budi mengatakan, nilai pengeluaran untuk kesehatan masyarakat Indonesia masih lebih rendah dari negara tetangga terdekat, Malaysia. Ia meyebutkan, rata-rata pengeluaran masyarakat Malaysia untuk kesehatan mencapai 430 dollar AS atau setara Rp 6,56 juta per tahun.

"Malaysia negara terdekat kita (usia harapan hidup) 76 tahun," katanya.

Baca juga: Imbas Polusi Udara, Menkes Sebut Klaim BPJS Kesehatan Akan Semakin Tinggi

Tingkat pengeluaran untuk kesehatan lebih tinggi dicatatkan oleh negara tetangga Indonesia lainnya, Singapura. Budi mengungkapkan, rata-rata pengeluaran masyarakat Singapura untuk kesehatan mencapai 2.800 dollar AS atau setara Rp 42,7 juta per tahun, dan menghasilkan usia harapan hidup 84 tahun.

"Mereka menghabiskan 2.800 dollar AS, atau 2.700 dollar AS lebih tinggi dari rata-rata Indonesia," ujar Budi.

Rendahnya angka pengeluaran masyarakat Indonesia untuk kesehatan dinilai menjadi peluang bagi pelaku usaha. Pasalnya, kesehatan merupakan prioritas bagi masyarakat, sehingga tingkat pengeluarannya berpotensi terus tumbuh.

Baca juga: Menkes Sebut Penerapan KRIS agar Pelayanan Kesehatan Lebih Baik

Budi memberikan contoh, jika tingkat pengeluaran masyarakat Indonesia meningkat hingga 300 dollar AS per tahun, maka potensi sektor kesehatan nasional mencapai 84 miliar dollar AS. Angka ini didapat dari populasi Indonesia yang hampir mencapai 280 juta jiwa.

"Jika kita meningkat mencapai level Singapura dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan, dari 132 dollar AS menjadi 2.800 dollar AS, perbedaan 2.700 dollar AS, dikalikan 280 juta masyarakat, potensinya lebih dari 700 miliar dollar AS," tuturnya.

Dengan melihat besarnya potensi tersebut, Budi mengajak kepada para pelaku usaha dari berbagai negara untuk menanamkan modalnya di sektor kesehatan nasional.

Baca juga: Menkes Minta Si Kaya Pakai Dobel Asuransi, Wajib Bayar BPJS, tapi Juga Ikut Swasta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com