Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Dampak Mobil Listrik untuk Ekonomi Berkelanjutan, Apa Saja?

Kompas.com - 06/09/2023, 20:57 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia telah menyatakan kesiapannya untuk memasuki era kendaraan listrik. Meskipun mobil listrik masih relatif baru di Indonesia, perkembangannya semakin baik walaupun belum sepesat di negara-negara maju.

Berdasarkan laporan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik di Indonesia sebanyak 15.437 unit sepanjang 2022. Jumlahnya melesat 383,5 persen dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar 3.193 unit.

Kehadiran mobil listrik di Indonesia juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Pemerintah melihat potensi besar dalam pengembangan mobil listrik karena Indonesia sendiri memiliki cadangan sumber daya nikel untuk pembuatan baterai.

Baca juga: Bangun Infrastruktur Hijau, Pemerintah Dongkrak Pembangkit EBT hingga Ekosistem Kendaraan Listrik

Ilustrasi kendaraan listrik, mobil listrik. SHUTTERSTOCK/GUTEKSK7 Ilustrasi kendaraan listrik, mobil listrik.

Tahun ini, pemerintah meluncurkan program percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) berupa insentif fiskal seperti tax holiday hingga 20 tahun untuk memperkuat ekosistem KBLBB, PPN dibebaskan atas impor dan perolehan barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik untuk industri kendaraan bermotor hingga insentif perpajakan dengan PPnBM nol persen.

Selain itu, PLN juga berencana memberikan diskon tarif listrik bagi para pemilik mobil listrik.

Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia mengatakan, berbagai negara di dunia sudah mencanangkan target mencapai net zero emission pada 2050.

Ini sesuai dengan perjanjian Paris yang membatasi kenaikan suhu udara global maksimal 1,5 derajat celcius, agar dunia terhindar dari dampak pemanasan global. Salah satunya adalah dengan membangun ekosistem kendaraan listrik.

Baca juga: YLKI Minta Pemerintah Genjot Edukasi soal Kendaraan Listrik

“Kebijakan peralihan penggunaan bahan bakar minyak menjadi kendaraan motor listrik, tentunya membawa dampak positif bagi Indonesia yang memiliki cadangan bahan baku nikel terbesar di dunia, yang kita harapkan nantinya dapat menguasai pasar bahan baku baterai secara global," kata Johanna dalam keterangannya, Rabu (6/9/2023).

Tidak hanya itu, hal ini juga selaras dengan akselerasi Indonesia menuju transportasi rendah emisi, mengurangi impor minyak bumi, menyehatkan APBN, dan juga mendukung kebijakan pembangunan berkelanjutan pemerintah lainnya, imbuh Johanna.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com