Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Sumo Setop Diproduksi, Ikappi Duga karena Harga Gabah Terlalu Tinggi

Kompas.com - 07/09/2023, 10:40 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menanggapi kabar berhentinya produksi beras Sumo oleh PT Sinar Makmur Komoditas selaku produsen.

Sekretaris Jenderal IKAPPI Reynaldi Sarijowon mengatakan, beras Sumo tak lagi diedarkan lagi lantaran kondisi industri beras di Tanah Air sedang tidak baik-baik saja, dimana mana harga gabah kering panen (GKP) sudah terlalu tinggi.

Sementara di sisi lain produsen juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk biaya pokok penjualan alias HPP.

"Kenapa produsen beras sulit mendistribusikan berasnya? Karena memang gabah sendiri sudah tinggi harganya, tentu kalau kita bicara Harga Eceren Tertinggi (HET) pasti akan terjual di atas HET karena HET medium saja Rp 10.900, gabah di atas Rp 5.000 tentu ada HPP yang harus dihitung juga," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/9/2023).

Baca juga: Distributor Setop Jual Beras Sumo di Pasaran

Reynaldy tak menampik saat ini harga beras berangsur naik. Hal itu lantaran adanya penurunan jumlah produksi.

Sementara terkait kebijakan impor yang dilakukan pemerintah, dia menilai kurang efektif untuk menekan harga beras yang mahal. Oleh sebab itu dia mendorong pemerintah untuk bekerjasama baik di sisi hulu dan hilir mencari jalan terbaik lainnya.

Dia juga mengaku khawatir apabila kondisi tersebut terus berlanjut, bisa membuat Indonesia ke arah darurat beras nasional.

"Kami optimis selama pemerintah dan Bulog bekerjasama dengan kementerian terkait bersama-sama mendistribusikan beras yang dimiliki oleh pemerintah saat ini langsung ke pelaku pasaran. Agar apa, agar menekan harga hari ini di lapangan," katanya.

"Tentu ini harus dibicarakan seluruh stakeholder baik di hulu, ada Kementan, Bapanas, Bulog. Di hilir ada Kemendag. Ini hrus diorkestrasi bersama agar mampu tekan harga dan mampu dikendalikan mengingat musim oanceklik sudah masuk Oktober," sambung dia.

Baca juga: Indonesia Batal Impor Beras dari India, Ini Alasannya

Sementara itu, Ketua Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk menekan harga adalah meningkatkan produksi dalam negeri.

Sebab saat ini mulai dari penggilingan padi besar hingga kecil memerlukan GKP.

"Jika harga terlalu tinggi maka akan sulit bagi penggiling untuk bekerja," kata Arief.

Adapun sebelumnya, PT Tiga Sedulur Djaja selaku distributor utama beras Sumo mengumumkan akan memberhentikan distribusi beras Sumo di Tanah Air hingga waktu yang belum bisa ditentukan.

Hal itu diumumkan oleh Chief Business Officer PT Tiga Sedulur Djaja Hengky Wibowo melalui akun resmi instagram @berassumo.

Hengky Wibowo mengatakan, pemberhentian itu dilakukan menyusul pabrik perusahaan beras sumo yakni PT Sinar Makmur Komoditas berhenti melakukan produksi berasnya.

"Dengan berat hati kami memberitahukan bahwa per bulan September 2023 kami akan melakukan pemberhentian untuk distribusi beras Sumo di seluruh wilayah distributor kami hingga waktu yang belum bisa ditentukan," bunyi isi pengumuman tersebut, dikutip Kompas.com, Rabu (6/9/2023).

Baca juga: India Setop Ekspor, Harga Beras Dunia Melonjak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com