Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi di China Dorong Permintaan Durian di Dunia Melonjak 400 Persen

Kompas.com - 13/09/2023, 15:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


BEIJING, KOMPAS.com – Permintaan buah durian di dunia melonjak 400 persen. Hal ini didorong oleh permintaan dari China yang tinggi.

Meskipun ada yang mengatakan, rasanya manis-lengket, ada pula yang bilang baunya seperti kaus kaki, namun buah yang satu ini menunjukkan demand yang tinggi di negara tirai bambu itu.

Mengutip CNBC, laporan HSBC menunjukkan kenaikan permintaan buah durian di China terjadi selama dua tahun terakhir. Selama dua tahun terakhir, China mengimpor durian senilai 6 miliar dollar AS atau Rp 91,8 triliun.

Ekonom ASEAN HSBC Aris Dacanay mengatakan, nilai impor durian di China tersebut mewakili 91 persen permintaan durian di seluruh dunia. Artinya, permintaan durian di China mendominasi permintaan durian di dunia.

Baca juga: RI Ekspor Durian hingga Jahe Senilai Rp 12,45 Triliun

“Ini melawan tren global, permintaan durian melonjak 400 persen dari tahun-ke-tahun yang disebabkan oleh konsumsi di China,” kata Aris mengutip CNBC, Rabu (13/9/2023).

Dia mengatakan, permintaan yang tinggi akan durian terjadi karena konsumen di China melihatnya tidak hanya sebagai buah-buahan, tapi juga sebagai hadiah yang menunjukkan status sosial yang tinggi bagi si pemberi.

Selain itu, sudah menjadi hal yang lumrah di China untuk menjadikan durian sebagai bagian dari hadiah. Ini merupakan tradisi atau adat yang sangat umum dilakukan kepada teman ataupun kerabat dekat.

Berdasarkan data dari HSBC, meskipun lonjakan permintaan durian di China dimulai pada awal 2017, peningkatan permintaan tersebut baru meningkat pada akhir 2022.

“Durian dijual dengan harga lebih dari 10 dollar AS (Rp 153.000) per kilo di China, dibandingkan dengan rata-rata sekitar 6 dollar AS (Rp 91.800) per kilo di negara-negara Asia Tenggara lainnya,” jelas dia.

Baca juga: Luckin Coffee Geser Starbucks Jadi Jaringan Gerai Kopi Terbesar di China

Adapun pemasok utama lonjakan permintaan durian ini berada di negara-negara ASEAN, yang menyumbang 90 persen dari ekspor durian dunia pada tahun 2022.

Thailand sendiri menyumbang 99 persen dari total ekspor durian di 10 negara blok Asia Tenggara yang terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

“Apakah durian akan menjadi karet baru? Mungkin suatu hari nanti, memberi durian kepada ibu mertua akan menjadi tradisi dunia. Hanya waktu yang akan menjawabnya,” ungkap dia.

Dia menjelaskan, lonjakan permintaan durian juga membawa peluang bagi negara-negara Asia Tenggara lainnya, tidak hanya Thailand, kata ekonom tersebut.

“Pasar di China begitu besar sehingga ada banyak ruang bagi negara-negara ASEAN lainnya untuk ikut serta dan bersaing menjual hasil pertaniannya,” tegas dia.

Kesepakatan perdagangan bebas melalui Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, yang mencakup blok ASEAN selain China, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Selandia Baru, memungkinkan banyak negara turut serta meningkatkan ekspornya.

Baca juga: Perdagangan Merosot, Ekspor China ke Asia Tenggara Turun 13,3 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com