Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkeu: Industri Asuransi dan Dana Pensiun Punya Banyak "Pekerjaan Rumah"

Kompas.com - 19/09/2023, 12:31 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan RI mengatakan, industri asuransi dan dana pensiun memiliki potensi yang besar. Namun, dua industri tersebut disebut masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR).

Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara mengatakan, dalam industri asuransi perlu dipastikan industri memiliki tata kelola yang lebih baik. Di sisi lain, pasar asuransi perlu diperbesar dan diperkuat.

"Dalam reformasi asuransi, kita harus memastikan tata kelola diutamakan dan diterapkan. Kita harus melakukan peningkatan, penguatan, perbaikan, dan kepercayaan diri dalam industri asuransi," kata dia dalam IFG International Conference 2023, Selasa (19/9/2023).

Baca juga: OJK Bubarkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan BCA Life

Ia menambahkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan melakukan pengawasan dan memastikan industri asuransi menerapkan tata kelola asuransi, tata kelola korporasi yang baik, dan struktur yang kuat.

Di sisi lain, sektor dana pensiun (dapen) saat ini menghadapai tantangan berupa cakupan (coverage) yang masih rendah. Untuk itu, perlu dilakukan sosialisasi dan perluasan cakupan dana pensiun.

"Kita harus melakukan penjangkauan dan memastikan partisipasi lebih tinggi dalam sistem dana pensiun," imbuh dia.

Lebih lanjut, Suahasil menjelaskan sektor finansial memiliki peran penting terkait dengan risiko. Sektor finansial dapat melindungi pemegang dana. Sektor finansial juga akan menyalurkan dana kepada orang yang membutuhkannya.

"Pertanyaannya adalah, perekonomian seperti apa yang kita inginkan sehingga dapat melakukan intermediasi dengan baik?" ujar dia.

Baca juga: Kata Erick Thohir soal Kelanjutan Kasus Dugaan Korupsi Dana Pensiun BUMN

Untuk itu, ia menjelaskan terdapat sekurang-kurangnya empat hal yang harus diperhatikan oleh sektor finansial atau keuangan.

Pertama adalah menindaklanjuti penanganan Covid-19. Sektor kesehatan terbukti dapat menjadi mesin pertumbuhan. Untuk itu, sektor keuangan dapat menjalin hubungan dengan sektor kesehatan untuk mendorong pertumbuhan.

Kedua, Indonesia sedang gencar melakukan hilirisasi sumber daya alam (SDA). Sektor keuangan dapat mendorong dan mengambil peran dalam hilirisasi agar memastikan ada nilai tambah di tingkat domestik.

Baca juga: Tiga Alasan Anak Perlu Beli Asuransi Kesehatan dan Jiwa untuk Orangtua


Selain itu, ketiga, sektor keuangan diharapkan dapat memanfaatkan dan memacu digitalisasi. Namun, hal tersebut perlu dibarengi dengan peningkatan kepercayaan dan tata kelola.

Aspek terakhir, keempat, yang perlu dipertimbangkan adalah terkait dengan ekonomi hijau.

Suahasil berharap, industri asuransi, perbankan, atau dapen dapat berperan dalam ekonomi hijau ini.

"Ekonomi hijau khususnya di pasar karbon, sektor keuangan harus menemukan dimana titik masuk atau berperan," tandas dia.

Baca juga: IFG: Literasi Asuransi Harus Ditingkatkan agar Sebanding dengan Perbankan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com