Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

KPK Diminta Awasi Kementan, Amran Sulaiman: Tujuan Kita Sama

Kompas.com - 27/10/2023, 20:28 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menempatkan salah satu anggotanya di Kementerian Pertanian (Kementan).

Dengan adanya pengawasan langsung dari KPK, Mentan Amran berharap kepercayaan masyarakat kepada Kementan bisa kembali.

"Sehingga dapat mengakselerasi peningkatan produksi untuk mengembalikan swasembada pangan dan kesejahteraan petani serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional," tuturnya melalui keterangan persnya, Jumat (27/10/2023).

Ia mengaku, saat ini Kementan tengah memperbaiki citranya. Sebagai Mentan, Amran sudah bersumpah di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjalankan tugas dan jabatan dengan sungguh-sungguh.

Baca juga: Mentan Amran: Indonesia Kembali Swasembada Pangan pada 2026

“Dalam menjalankan tugas dan jabatan, harus menjunjung tinggi etika jabatan dan menjalankan undang-undang selurus-lurusnya demi nama baik nusa dan bangsa,” kata dia.

Amran yakin, dengan masuknya KPK di Kementan, penguatan integritas dan pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dapat terlaksana secara lebih efektif.

“(Utusan KPK) datang lebih cepat, lebih baik, dan lebih bagus. Saya sudah minta proses suratnya. Tujuan kita (Kementan dan KPK) itu sama, ingin kita menjalankan undang-undang selurus-lurusnya. Apa lagi, ini negara milik kita bersama," tegasnya.

Sebagai informasi, saat pelatihan pada Rabu (25/10/2023), Presiden Jokowi memberikan arahan kepada Amran untuk mencapai target swasembada pangan. Dalam Rapat Pimpinan Kementan sebelumnya, Amran pun mengingatkan jajarannya untuk memanfaatkan dua bulan terakhir pada 2023 secara maksimal.

Baca juga: Mentan Amran Bakal Buka 10 Kontrak Alsintan yang Sempat Diblokir

“Kami tadi Rapim (Rapat Pimpinan) untuk membuat rencana dua bulan masa tanam Oktober-Maret saat musim hujan di tengah El Nino. Terutama untuk komoditas padi dan jangung, jangan sampai meleset. Alhamdulilah Indonesia saat ini stoknya masih ada, tapi kita harus tetap menjaga produksi semaksimal mungkin. Ini perintah langsung dari Pak Presiden,” jelasnya.

"Kita sudah meletakkan fondasi pembangunan pertanian yang modern. Pada 2017, kita sudah mulai swasembada beras hingga beberapa tahun terakhir. Empat tahun kita swasembada beras. Sekarang kita mulai balikan lagi," sambung Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com