Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegangan di Timur Tengah Diprediksi Mereda, Harga Minyak Stabil

Kompas.com - 15/11/2023, 10:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NEWYORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia cenderung stabil pada akhir perdagangan Selasa (14/11/2023) waktu setempat, atau Rabu (15/11/2023) pagi waktu Indonesia, di tengah tanda-tanda akan meredanya ketegangan di Timur Tengah.

Mengutip Business Times, harga minyak mentah Brent turun tipis 5 sen AS menjadi ke level 82,47 dollar AS per barrel. Sementara minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS bertahan di level 78,26 dollar AS per barrel.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, pihaknya mengadakan diskusi untuk menjamin pembebasan sandera yang ditahan kelompok militan Hamas Palestina. Ia optimistis diskusi tersebut akan berhasil.

Baca juga: Laba Raksasa Minyak Arab Saudi Anjlok 23 Persen, Imbas Harga Minyak

Penasihat utama Biden di Timur Tengah, Brett McGurk, sedang menuju ke wilayah tersebut untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat di Israel, Tepi Barat atau West Bank, Qatar, Arab Saudi, dan negara-negara lainnya.

“Sentimen perang akan hilang sehingga tidak akan ada gangguan pasokan minyak di Timur Tengah," kata Phil Flynn, Analis Price Futures Group.

Pada awal perdagangan Selasa, Brent dan WTI sempat naik lebih dari 1 dollar AS per barel setelah Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak mentah. Sementara dollar AS melemah karena inflasi negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu melambat.

Baca juga: Inflasi AS Mereda berkat Turunnya Harga BBM

Flynn mengatakan, melemahnya harga minyak mentah dari posisi awal perdagangan dikarenakan pasar tidak yakin mengenai apa yang akan ditunjukkan oleh laporan persediaan minyak AS.

Badan Informasi Energi AS (EIA) akan merilis laporan persediaan minyak pada hari Rabu ini. EIA tidak merilis laporan mingguannya pada pekan lalu karena adanya peningkatan sistem.

American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok perdagangan, mengejutkan pasar pada pekan lalu dengan melaporkan peningkatan stok minyak mentah yang sangat besar mencapai 11,9 juta barrel untuk pekan yang berakhir 3 November 2023.

Baca juga: Kian Menyusut, Harga Minyak Mentah Dunia Anjlok Lebih dari 2 Persen

Sementara itu. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) meningkatkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada 2023 dan mempertahankan proyeksi yang relatif tinggi pada 2024.

Para pelaku pasar juga memproyeksikan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga pada Mei 2024, yang dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.

Ekspektasi The Fed akan menurunkan suku bunga pada musim semi mendatang membuat dollar AS melemah ke level terendah dalam dua setengah bulan terhadap sejumlah mata uang lainnya.

Pelemahan dollar AS tersebut membuat harga minyak mentah menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehngga meningkatkan permintaan minyak.

Baca juga: Pangkas Produksi Minyak, Pertumbuhan Ekonomi Arab Saudi Terkontraksi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com