Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi RI Tumbuh 4,94 Persen, JK: Masih di Bawah Vietnam dan Filipina

Kompas.com - 22/11/2023, 05:43 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla menilai Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi level menengah di kawasan Asia Tenggara. Sebab, terdapat sejumlah negara dengan pertumbuhan lebih rendah, namun masih terdapat juga negara dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang lebih baik.

Dengan realisasi sebesar 4,94 persen pada kuartal III-2023, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih tinggi dari Malaysia dan Thailand dengan pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 3,3 persen dan 1,5 persen pada periode yang sama.

Namun demikian, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah jika dibandingkan dengan Vietnam dan Filipina. Berdasarkan data Trading Economics, PDB Vietnam tumbuh 5,33 persen, sementara Filipina tumbuh 5,9 persen.

Baca juga: Duduk Perkara Utang Ratusan Miliar Rupiah yang Bikin Perusahaan JK Kapok Kerja Sama dengan Waskita

"Ekonomi tentu kita masih tumbuh menengah. Artinya masih bisa tumbuh 4,9 persen (lebih tinggi) dibanding Malaysia, Thailand, tapi kita masih di bawah dibanding Vietnam dan Filipina," kata dia dalam acara Indonesia Economic Outlook Seminar 2024, Selasa (21/11/2023).

Dengan melihat data tersebut, pria yang akrab disapa JK itu menilai, ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih pesat atau justru sebaliknya. Hal ini akan ditentukan oleh langkah yang diambil pemerintah setelah periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Menurutnya, salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus pemerintahan baru nanti ialah terkait kepercayaan investor. JK bilang, saat ini kepercayaan pelaku usaha mulai menurun dengan melihat perkembangan dinamika politik dan permasalahan hukum yang terjadi belakangan ini.

Baca juga: Erick Thohir Jawab JK soal Waskita Belum Bayar Utang Rp 300 Miliar ke Grup Kalla

"Akibat (dinamika) sekarang ini kepercayaan menurun. Orang lebih percaya di Vietnam, Thailand, di Malaysia, daripada kita sekarang," tuturnya.

Ia menilai jika permasalahan terkait penegakan hukum tidak diselesaikan segera, maka hal itu akan berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia, khususnya berkaitan dengan investasi. Apalagi, saat ini perekonomian global masih dibayang-bayangi ketidakpastian.

"Apabila pertentangan-pertentangan sekarang ini menjadi masalah krisis politik bersamaan dengan krisis ekonomi dunia akan mempengaruhi ekonomi Indonesia," ucapnya.

Baca juga: Sentilan JK Sasar Utang Pemerintah yang Menggunung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com