Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BTN: 30 Persen Pengajuan KPR Ditolak karena Nasabah Terjerat Pinjol

Kompas.com - 24/11/2023, 12:37 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Chief Economist BTN dan Tim Ekonom Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Winang Budoyo mengatakan, 30 persen pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi ditolak lantaran nasabah terjerat pinjaman online (Pinjol).

"Jadi ada data yang menunjukkan bahwa paling tidak 30 persen aplikasi KPR subsidi, minimal di BTN, itu terpaksa kita tolak karena dia terlibat pinjol. Maksudnya pinjol itu dia memiliki tunggakan," kata Winang dalam Media Briefing Perbanas di Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (24/11/2023).

Winang mengatakan, meski nasabah menunggak pembayaran pinjol hanya Rp 200.000, BTN tak bisa memberikan KPR subsidi.

Baca juga: Aturan Baru OJK, Jumlah Utang Pinjol Disesuaikan dengan Gaji Peminjam

"Menyedihkan tunggakannya itu Rp 100.000-200.000 tapi dengan nunggak Rp 100.000 dia (nasabah) jadi enggak bisa ikut KPR. Itu kenyataan yang harus kita hadapi," ujarnya.

Lebih lanjut, Winang mengatakan, saat ini ada 12,7 juta keluarga yang belum mempunyai rumah. Hal ini, kata dia, menunjukkan kebutuhan KPR masih tinggi.

"Sehingga mereka yang ingin memiliki rumah mereka sudah semacam menabung dulu," ucap dia.

Untuk diketahui, jumlah pengguna Pinjaman Online (Pinjol) di kalangan anak muda kian meroket seiring kemudahaan akses keuangan digital. Namun, hal tersebut masih dibayangi rendahnya literasi keuangan.

Peneliti Center of Digital Economy and SMEs INDEF Nailul Huda mengungkapkan, pinjaman rata-rata pengguna Pinjol dengan rentang usia di bawah 19 tahun mencapai Rp 2,3 juta. Sementara itu, pinjaman untuk pengguna Pinjol dengan rentang usia 20 sampai 34 tahun sebesar Rp 2,5 juta.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan rata-rata pemuda di Indonesia dengan rentang umur 18 sampai 34 tahun hanya Rp 2 juta per bulan.

"Artinya memang pendapatan rata-rata pemuda kita bisa jadi lebih rendah dibandingkan dengan mereka hutang di pinjaman online yang mencapai Rp 2,3 juta sampai 2,5 juta," kata Nailul dalam diskusi publik "Bahaya Pinjaman Online bagi Penduduk Usia Muda" secara virtual, Senin (11/9/2023).

Baca juga: Membandingkan Bunga Pinjol di Indonesia dengan Negara Lain


Di sisi lain, Nailul mengatakan, pengguna pinjol perempuan meningkat cukup tinggi per Juni 2023 dengan rata-rata pinjaman Rp 2,8 juta. Peminjam perempuan tersebut, kata dia, dengan kategori usia 19-34 tahun.

"Makanya kita banyak sekali melihat guru kalau kita lihat datanya di OJK banyak guru yang mereka terjerat pinjaman online, dan sebagiannya dia banyak yang perempuan dan dia rentang usia yang relatif muda di bawah usia 20 sampai 34 tahun," ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), 78 persen pengguna Pinjaman Online (Pinjol) berpenghasilan sekitar Rp 1-5 juta.

"Paling banyak mayoritas lebih dari tiga perempat peminjam dari pinjol itu yang penghasilannya adalah Rp 1-5 juta rupiah," kata Peneliti Center of Digital Economy and SMEs INDEF Izzudin Al Faras dalam diskusi tersebut.

"Kemudian, 4,33 persen pengguna Pinjol berpenghasilan di bawah Rp 1 juta, dan 16,83 persen pengguna Pinjol berpenghasilan antara Rp 5 juta - Rp 15 juta," sambungnya.

Izzudin mengatakan, dalam data yang sama, 73 persen pengguna Pinjol merupakan lulusan SMA/Sederajat.

Baca juga: Simak Ciri-ciri Penipuan Pinjol Ilegal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com